Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono

Filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono

Diposting pada

Hasiltani.id – Filosofi Dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono. Kehidupan manusia selalu dipenuhi dengan beragam aktivitas, termasuk hobi.

Salah satu hobi yang telah mendarah daging dalam budaya Indonesia adalah memelihara perkutut katuranggan. Burung ini bukan hanya sekadar hewan peliharaan, tapi juga menyimpan filosofi dan keajaiban yang menarik untuk dipelajari.

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono dan bagaimana hobi ini dapat memberikan berbagai manfaat bagi pemeliharanya.

Perkutut Katuranggan Songgo Buwono

Sebelum membahas mengenai Filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono, mari kita mengenal perkutut Katuranggan Songgo Buwono ini.

Membahas tentang Perkutut katuranggan tak pernah berhenti karena terdapat banyak jenis katuranggan burung Perkutut lokal, masing-masing dipercaya memiliki filosofi dan tuah yang berbeda.

Beberapa di antaranya dianggap baik untuk dipelihara, sementara yang lain dianggap kurang baik untuk dipelihara.

Setiap katuranggan burung Perkutut memiliki ciri khasnya sendiri, seperti perbedaan pada fisiknya dibandingkan dengan Perkutut biasa, seperti warna bulu, jumlah bulu ekor, bentuk sisik kaki, atau ciri-ciri fisik lainnya.

Selain itu, perilaku juga menjadi faktor penentu, seperti Perkutut katuranggan Jogo Boyo yang suka tidur di dasar sangkar, Perkutut katuranggan Sri Tumpuk yang cenderung menumpukkan kotorannya di satu tempat, dan masih banyak lagi.

Salah satu contoh katuranggan adalah Perkutut katuranggan Songgo Buwono, yang memiliki ciri khas berupa sehelai bulu putih di bagian punggungnya. Bulu putih ini akan terus tumbuh meskipun sudah dicabut atau setelah proses mabung/ngurak.

Jika setelah dicabut atau setelah mabung, bulu tersebut tumbuh menjadi bulu normal (coklat lurik), berarti bulu putih tersebut adalah palsu atau semiran.

Baca Juga :  Perbedaan Perkutut Kalung Tepung dan Perkutut Kalung Kemben

Filosofi Katuranggan Songgo Buwono

Dalam Filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono, Nama “Songgo Buwono” memiliki arti kiasan yang mendalam, menggambarkan bahwa burung tersebut seolah “menyangga atau menopang alam semesta”.

Nama ini memberikan pesan penting bagi kita sebagai manusia yang bertugas sebagai Khalifah di Bumi, yaitu untuk selalu menjaga kelestarian alam semesta agar tetap lestari, sehingga warisan ini dapat dinikmati oleh anak cucu kita.

Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, kita harus berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan alam beserta isinya.

Dengan melakukan itu, kita juga turut berkontribusi dalam menjaga kelangsungan hidup Bumi dan diri kita sendiri.

Jika kita menjalin hubungan yang harmonis dengan alam, alam pun akan memberikan perlindungan kepada kita, menciptakan tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi manusia dan seluruh makhluk yang hidup di dalamnya.

Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono

Dalam filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono, diharapkan agar pemilik Perkutut Songgo Buwono dapat hidup selaras dengan filosofi katuranggan tersebut, yakni menjadi seorang pengayom bagi lingkungan dan sesama, sehingga dia juga dapat merasakan berkah dari Perkutut katuranggan Songgo Buwono, seperti berkah perlindungan, pengayoman, dan ketentraman hidup.

Jenis Perkutut Katuranggan yang Dapat Membawa Sial

Selain membahas mengenai filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono, Hasiltani akan membahas jenis burung perkutut yang membawa sial.

Ada beberapa jenis katuranggan Perkutut lokal yang dipercaya tidak baik untuk dipelihara, dan keyakinan ini didasarkan pada makna filosofi katuranggan atau perilaku burung Perkutut tersebut.

Berikut adalah beberapa jenis katuranggan Perkutut yang dianggap tidak baik untuk dipelihara:

1. Perkutut Bromo Kukup

Perkutut Bromo Kukup memiliki ciri-ciri bulu-bulu putih yang terdapat di bagian kepala hingga ekornya. Mitosnya menyatakan bahwa Perkutut ini akan membawa sial bagi pemiliknya dan keluarganya.

Bulu putih tersebut melambangkan rintangan dalam mencapai tujuan atau cita-cita, sehingga dalam setiap usaha akan selalu dihadapkan pada tantangan.

Baca Juga :  Perbedaan Perkutut Buntel Mayit dan Perkutut Traju Mas

2. Perkutut Bromo Labuh Geni

Perkutut Bromo Labuh Geni memiliki bulu-bulu berwarna kemerahan namun tidak merata di seluruh tubuhnya.

Mitosnya mengatakan bahwa Perkutut ini akan menyebabkan pemiliknya sering mengalami kesulitan dalam rejeki dan rumah tangga sering mengalami pertengkaran.

Bulu berwarna kemerahan pada Perkutut ini melambangkan api atau suasana panas yang selalu melingkupi keluarga pemiliknya, sehingga menyebabkan suasana rumah menjadi tidak harmonis.

3. Perkutut Bromo Suku

Perkutut Bromo Suku memiliki ciri-ciri bulu berwarna kemerahan (semu merah). Mitosnya menyatakan bahwa orang yang memelihara Perkutut ini akan sering mengalami sakit-sakitan.

Warna kemerahan pada bulu Perkutut ini melambangkan api, sehingga suasana rumah terasa panas, tidak nyaman, dan tanpa kedamaian.

Hal ini disebabkan oleh energi panas yang dipancarkan oleh Perkutut Bromo Suku, yang dapat menguras energi pemiliknya.

4. Perkutut Buntel Mayit

Perkutut Buntel Mayit memiliki ciri-ciri sehelai bulu putih pada bagian sayapnya. Mitosnya menyatakan bahwa burung ini akan membawa malapetaka bagi pemiliknya dan keluarganya.

Nama “Buntel Mayit” yang menyeramkan menyiratkan konotasi negatif. Namun, sebenarnya maknanya seharusnya baik (positif), namun salah penyebutan membuatnya menjadi buruk (negatif).

5. Perkutut Durgo Nguwuh

Perkutut Durgo Nguwuh memiliki kebiasaan manggung pada tengah malam.

Mitosnya menyatakan bahwa memelihara Perkutut ini akan menyebabkan pemilik dan keluarganya sering mengalami sakit, kesulitan, dan rumah tangga menjadi tidak harmonis.

Kebiasaan manggung pada tengah malam akan mengganggu waktu istirahat penghuni rumah.

6. Perkutut Durgo Ngerik

Perkutut Durgo Ngerik adalah burung Perkutut yang manggungnya tidak mengenal waktu, dari pagi hingga malam terus berkicau tanpa henti.

Mitosnya hampir sama dengan Perkutut Durgo Nguwuh, yaitu akan menyebabkan rejeki pemiliknya tersendat dan rumah tangganya tidak harmonis. Hal ini karena kurang tidur akibat terganggu dengan kicauan Perkutut pada malam hari.

7. Perkutut Klabang Kepipit

Perkutut Klabang Kepipit memiliki ciri-ciri bulu putih di bagian bawah sayap jika direntangkan. Mitosnya menyatakan bahwa memelihara Perkutut ini akan menyebabkan masalah dalam keluarga dan sering terjadi pertengkaran.

Baca Juga :  Filosofi dan Tuah Perkutut katuranggan Wisnu Murti

Bulu putih tersebut melambangkan ketidakjujuran atau sesuatu yang disembunyikan dari pasangan.

8. Perkutut Lembu Rawan

Perkutut Lembu Rawan memiliki bulu yang tidak rata atau tumbuh tidak sempurna (brumbun), sehingga tampak tidak rapi dan tidak enak dipandang.

Mitosnya menyatakan bahwa orang yang memelihara Perkutut ini akan selalu mengalami kesulitan dalam mencari rejeki. Bulu yang tidak rata melambangkan hambatan atau ketidaklancaran dalam rezeki.

9. Perkutut Wisnu Tinundung

Perkutut Wisnu Tinundung memiliki bulu berwarna hitam yang tidak merata. Mitosnya menyatakan bahwa pemiliknya akan sulit mencapai keinginan atau cita-cita.

Warna hitam pada bulu Perkutut Wisnu Tinundung yang tidak merata melambangkan datangnya kegelapan yang akan menutupi keberuntungan atau melambangkan rintangan.

Baca juga:

Penutup

Demikian artikel ini, Hasiltani.id telah membahas mengenai filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono.

Dalam dunia perburungan, tak dapat dipungkiri bahwa setiap jenis Perkutut katuranggan memiliki tuahnya masing-masing. Salah satunya adalah Perkutut katuranggan Songgo Buwono yang memiliki makna filosofi “Menyangga Alam Semesta”.

Di balik pesona bulu putih di punggungnya yang tak pernah pudar, terdapat tuah perlindungan, pengayoman, dan ketentraman hidup bagi pemiliknya.

Setiap suara anggukan Perkutut Songgo Buwono yang merdu adalah panggilan untuk selalu berkontribusi dalam menjaga lingkungan, membantu sesama, dan menciptakan keberkahan di sekitar kita.

Dengan demikian, kita pun dapat merasakan tuah perlindungan, pengayoman, dan ketentraman hidup yang tak ternilai dari burung Perkutut katuranggan yang istimewa ini.

Terima kasih telah membaca artikel Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono ini.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai “Tuah Perkutut Katuranggan Songgo Buwono” dan menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik dalam menjalani peran sebagai manusia dan pelindung alam semesta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *