sawi sistem akuaponik

Cara Menanam Sawi dengan Sistem Akuaponik pada Kolam Lele

Diposting pada

Hasiltani.id – Cara Menanam Sawi dengan Sistem Akuaponik. Sistem akuaponik merupakan metode budidaya tanaman yang semakin populer belakangan ini. Salah satu tanaman yang dapat ditanam dengan sistem akuaponik adalah sawi. Pada artikel ini, kami akan membahas cara menanam sawi dengan sistem akuaponik pada kolam lele.

Apa itu Sistem Akuaponik?

Sistem akuaponik adalah sebuah metode budidaya tanaman yang menggabungkan budidaya ikan dan tanaman dalam satu sistem yang terintegrasi. Sistem ini memanfaatkan kotoran ikan sebagai pupuk alami bagi tanaman, dan air yang telah mengalami proses filtrasi oleh tanaman sebagai air yang bersih untuk ikan. Dengan begitu, sistem akuaponik merupakan metode budidaya yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan air.

Persiapan Sistem Akuaponik

Sebelum menanam sawi dengan sistem akuaponik pada kolam lele, terlebih dahulu harus mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kolam Ikan

Kolam ikan yang akan digunakan harus memenuhi beberapa syarat, seperti tidak terlalu dangkal dan mampu menampung jumlah ikan yang cukup. Selain itu, pastikan juga kolam ikan telah diisi dengan ikan yang siap panen.

2. Media Tanam

Media tanam yang digunakan pada sistem akuaponik adalah media yang mampu menampung air dan udara dengan baik, seperti expanded clay, lava rock, atau coconut coir. Pastikan media tanam sudah bersih dan bebas dari kontaminasi.

3. Benih Sawi

Pilihlah benih sawi yang berkualitas dan cocok untuk ditanam dengan sistem akuaponik. Beberapa varietas sawi yang cocok untuk ditanam dengan sistem ini antara lain pakcoy, sawi hijau, dan sawi putih.

Baca Juga :  Berbagai Macam Model Sistem Akuaponik Sederhana

4. Nutrisi

Untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang sehat, nutrisi yang diperlukan oleh tanaman harus tercukupi. Dalam sistem akuaponik, nutrisi berasal dari kotoran ikan yang diubah menjadi pupuk alami oleh bakteri dalam sistem akuaponik.

Cara Menanam Sawi dengan Sistem Akuaponik pada Kolam Lele

1. Media Tanam

Penanaman sawi akuaponik bisa dilakukan di dalam gelas bekas air mineral dengan lubang-lubang yang banyak. Penggunaan gelas aqua ini sangat praktis karena mudah didapat dan cocok untuk instalasi pipa PVC berdiameter 3″. Bagian bawah gelas dapat dimasukkan hingga hampir menyentuh dasar pipa sehingga tidak perlu menambahkan sumbu.

Media tanam yang bisa digunakan mulai dari pecahan genting, arang kayu, batu bata, kerikil, hingga arang sekam bakar. Untuk media dengan ukuran besar, bisa dikurangi terlebih dahulu hingga bisa disusun dengan baik dalam pot. Bibit tanaman yang ditanam pada media rockwool terlebih dahulu dapat beradaptasi dengan baik dan cepat di hampir semua media tanam di atas.

Untuk bibit tanaman yang diambil dari tanah atau dari persemaiannya, sebaiknya menggunakan sekam bakar karena dapat meningkatkan prosentase kelangsungan hidup bibit lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media lain yang berukuran lebih besar.

Untuk menyalurkan air dari kolam ke akar-akar tanaman, bisa menggunakan instalasi pipa atau talang air. Penggunaan pipa pralon lebih murah biayanya dan lebih fleksibel dalam penataan konstruksinya di atas kolam, dibandingkan dengan talang air. Ukuran pipa yang disarankan minimal berukuran 3″.

2. Layu Siang

Tanaman seperti sawi, kangkung, atau selada pada siang hari akan melayukan daunnya sebagai adaptasi terhadap teriknya sinar matahari. Namun, jangan khawatir karena pada sore hingga pagi hari, tanaman akan kembali segar ketika intensitas matahari berkurang. Oleh karena itu, sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat tanaman dalam kondisi terbaik dan tidak layu.

Baca Juga :  Selada Hijau Akuaponik Pipa Pralon - Pendekatan Inovatif

Terlihat sawi akuaponik yang sangat subur dibandingkan dengan tanaman lainnya. Tanaman ini berusia 20 hari setelah dipindahkan ke instalasi pipa akuaponik.

3. Perawatan

Tidak banyak perawatan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman akuaponik ini. Namun, perlu dilakukan pengecekan level air agar tanaman dapat mencapai aliran air terutama pada awal penanaman. Serangan hama seperti kutu daun, ulat, atau belalang dapat ditangani secara manual.

Hama yang paling merusak adalah ulat daun karena jumlahnya yang banyak, puluhan ekor pada setiap lembar daun. Jika tidak segera ditangani, tanaman dapat mengalami kerusakan cukup parah bahkan hingga mati jika ular menyerang bakal tunas mudanya.

Meskipun daun berlubang akibat dimakan ulat atau belalang, hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena menunjukkan tidak digunakannya pestisida kimia dalam perawatan, sehingga tanaman lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh manusia. Jika terdapat daun yang banyak ulat, dapat dipetik dan dilemparkan ke dalam kolam sebagai tambahan protein untuk ikan peliharaan.

4. Data Instalasi

Kolam terpal berukuran 2 m x 4 m digunakan untuk budidaya ikan lele sebanyak kurang lebih 1500 ekor. Pompa akuarium dihidupkan mulai pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore. Untuk pengairan tanaman, digunakan pipa pralon berukuran 3″ yang mengalirkan air hingga menggenang setinggi setengah diameter pipa. Netpot berupa gelas aqua digunakan tanpa sumbu dengan jarak pusat lubang sekitar 10-15 cm.

Keuntungan Menanam Sawi dengan Sistem Akuaponik

Menanam sawi dengan sistem akuaponik memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah:

  1. Lebih Efisien Dalam sistem akuaponik, air yang digunakan untuk ikan lele akan dialirkan ke tanaman sawi sebagai sumber nutrisi. Hal ini membuat penggunaan air menjadi lebih efisien karena air yang digunakan akan terus diolah ulang dan digunakan kembali.
  2. Menghasilkan Tanaman yang Lebih Sehat Sistem akuaponik menghasilkan air yang bersih dan kaya nutrisi untuk tanaman sawi. Tanaman sawi yang ditanam dengan sistem akuaponik memiliki pertumbuhan yang lebih sehat, lebih cepat, dan lebih produktif karena mendapatkan nutrisi yang cukup.
  3. Lebih Ramah Lingkungan Sistem akuaponik lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional. Sistem akuaponik tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia yang dapat mencemari lingkungan. Selain itu, sistem akuaponik dapat digunakan di area yang kecil sehingga dapat mengurangi penggunaan lahan.
  4. Hemat Biaya Dalam sistem akuaponik, biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan air dan nutrisi dapat ditekan karena air dan nutrisi akan terus diolah ulang dan digunakan kembali. Selain itu, sistem akuaponik juga dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah organik karena limbah ikan dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman sawi.
  5. Lebih Mudah Dikelola Sistem akuaponik lebih mudah dikelola karena tidak memerlukan perawatan yang rumit dan mahal. Sistem akuaponik hanya memerlukan perawatan yang sederhana seperti memonitor kualitas air dan memelihara ikan lele.
Baca Juga :  Media Tanam Akuaponik Arang Sekam vs Pecahan Genting

Penutup

Demikianlah beberapa informasi mengenai penanaman sawi dengan sistem akuaponik dan perawatannya. Teknik budidaya ini memang memerlukan perhatian dan pengawasan yang baik, namun dengan hasil yang dihasilkan yang sehat, segar, dan tanpa pestisida kimia, maka proses perawatan yang dilakukan akan terasa sepadan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin mencoba budidaya akuaponik di rumah. Terima kasih telah membaca!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *