Wewangian Bukhur

Mengenal Wewangian Bukhur dan Manfaatnya

Posted on

Hasiltani.id – Mengenal Wewangian Bukhur dan Manfaatnya.Dalam landasan keberagaman budaya dan tradisi, wewangian bukhur telah memainkan peran penting sebagai unsur ritual dan spiritual di berbagai komunitas.

Kata “bukhur” tidak hanya merujuk pada aroma harum semata, tetapi juga membawa makna mendalam yang terkait erat dengan praktik-praktik keagamaan dalam Islam.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beragam fungsi wewangian bukhur, yang tidak hanya mencakup upaya untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, tetapi juga diyakini dapat mendatangkan kehadiran malaikat dengan membawa berkah dan rahmat.

Mari kita telaah lebih lanjut tentang keindahan dan kebermaknaan di balik wewangian bukhur dalam konteks nilai-nilai agama dan tradisi.

Mengenal Wewangian Bukhur

Bagi mereka yang tertarik dalam eksplorasi dunia supranatural, kata “bukhur” bukanlah suatu istilah yang asing. Benda ini sering kali diadopsi untuk melengkapi kegiatan supranatural atau upacara keagamaan, dan berasal dari negara Timur Tengah.

Sejak ribuan tahun lalu, bukhur telah menjadi bagian integral dari upacara keagamaan dan sosial di beberapa negara, dipilih karena aroma wangi yang dapat memberikan efek ketenangan kepada mereka yang menghirupnya.

Di Indonesia, aroma bukhur dikenal memiliki beberapa manfaat khusus. Selain digunakan sebagai pelengkap dalam ritual tertentu, bukhur juga diyakini mampu menangkal gangguan dari jin-jin jahat.

Selain itu, benda ini sering dijadikan penunjang dalam praktik meditasi, memanfaatkan efek ketenangan yang dihasilkan oleh aromanya.

Hukum Membakar Bukhur dalam Islam

Di Indonesia, dupa atau kemenyan seringkali dikaitkan dengan aspek-aspek mistis.

Baca Juga :  Manfaat Batu Geliga Landak - Keajaiban Alam yang Menyembuhkan

Dupa menjadi salah satu medium yang digunakan oleh dukun dalam melaksanakan ritual, dan hal ini menjadikan umat Muslim di Tanah Air merasa penasaran mengenai hukum penggunaan bukhur.

Mengutip dari buku Taudhihul Adillah 2 karya H. Muhammad Syafi Hadzami, dijelaskan bahwa cara membakar bukhur untuk keperluan wewangian tidak bertentangan dengan syariat, sehingga dianggap diperbolehkan.

Penggunaan dupa untuk mengharumkan ruangan sebenarnya dianggap sebagai hal yang baik, sejalan dengan kesukaan Rasulullah terhadap wewangian, seperti yang terungkap dalam sebuah hadis.

Rasulullah secara eksplisit menyatakan kecintaannya terhadap aroma wangi, yang tidak terbatas pada minyak wangi saja, tetapi juga mencakup aroma dupa.

Sebagaimana diriwayatkan dari Anas, Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

Artinya:

“Di dunia ini aku menyukai wanita dan wewangian, sedangkan sholat adalah penentram hatiku.” (HR An Nasa’i). Oleh karena itu, hukum membakar dupa bergantung pada niat dan tujuannya. Jika penggunaan bertujuan untuk wewangian, maka dianjurkan. Namun, jika digunakan dalam konteks ritual mistis yang cenderung kepada praktik syirik, maka hal tersebut tidak diperbolehkan dalam Islam.

Jenis Bukhur yang ada di Indonesia

Di Indonesia, berbagai jenis bukhur dapat dengan mudah ditemui, dan berikut adalah beberapa varian bukhur yang paling populer:

1. Bukhur Maghribi:

Bukhur ini terbuat dari olahan kayu cendana dan gaharu yang telah dihaluskan dengan minyak khusus. Karakteristik utama dari bukhur ini adalah aroma yang sangat menyengat.

Teksturnya sedikit basah dan berwarna hitam, dengan asap yang dihasilkan berwarna putih kehijauan. Proses pembuatannya memberikan sentuhan khusus untuk menciptakan nuansa yang khas.

2. Bukhur Salwa:

Bukhur ini memiliki ciri khas warna merah atau hitam. Terbuat dari olahan kayu salwa yang dicampur dengan minyak cendana merah, bukhur ini memberikan aroma yang khas dan dapat memberikan pengalaman sensorik yang unik.

Baca Juga :  Rumah Pernah Didatangi Orang Gila atau Pernah Mimpi Orang Gila Masuk Rumah

Salah satu ciri uniknya adalah kemampuannya meninggalkan warna yang membekas apabila dipegang dengan tangan, menambah kesan visual yang menarik.

3. Bukhur Al-Yamani:

Bukhur ini dikreasikan dari campuran 7 getah pohon yang berbeda. Warna hitamnya dan butiran kristal berwarna merah menciptakan tampilan yang elegan.

Aroma yang dihasilkan sangat lembut, berbeda dengan bukhur Maghribi yang lebih kuat.

Keistimewaan dari bukhur Al-Yamani terletak pada kombinasi yang unik dari bahan-bahan yang digunakan, menghasilkan pengalaman olfaktori yang mendalam dan memikat.

Manfaat Bukhur dalam Islam

Bukhur, dalam konteks Islam, memberikan sejumlah manfaat yang mencerminkan nilai-nilai agama dan tradisi keagamaan. Berikut adalah beberapa manfaat bukhur dalam Islam:

1. Mengikuti Sunnah Nabi:

Bukhur tidak hanya dikenal dengan aroma uniknya yang menenangkan, tetapi juga dianggap sebagai upaya untuk mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah hadis riwayat An Nasa’i, Nabi Muhammad menyatakan kecintaannya pada wewangian, bahkan meskipun keringatnya sudah wangi.

Dalam riwayat Ibnu Majah, beliau juga menganjurkan umatnya untuk membersihkan diri dan menggunakan wewangian pada hari Jumat, menekankan pentingnya kebersihan dan aroma yang menyenangkan.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ جَعَلَهُ اللَّهُ لِلْمُسْلِمِينَ فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ

Artinya:

“Hari ini adalah hari raya yang dijadikan Allah SWT untuk umat Islam. Siapa yang ingin melaksanakan shalat Jumat, hendaknya mandi dan gunakanlah wangi-wangian (kalau ada), serta bersiwak.”

2. Mendatangkan Malaikat:

Membakar bukhur di dalam rumah dipercaya dapat mengundang kehadiran malaikat. Kehadiran malaikat dianggap membawa berkah dan rahmat.

Dasar keyakinan ini ditemukan dalam hadis riwayat Muslim dan Bukhari, di mana Rasulullah SAW menyampaikan bahwa malaikat dapat terganggu oleh bau yang kurang sedap.

Baca Juga :  Khasiat Pusaka Curek Warak - Memahami Keajaiban dan Manfaatnya

Artinya:

“Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah, dan makanan tidak sedap lainnya, maka jangan mendekati masjid kami, sesungguhnya para malaikat terganggu dari apa-apa (bau) yang mengganggu manusia.”

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Mengenal Wewangian Bukhur dan Manfaatnya.

Melalui perjalanan artikel ini, kita telah menggali beragam fungsi wewangian bukhur yang mencerminkan kedalaman nilai-nilai keagamaan dan tradisi.

Dari mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW hingga diyakini mendatangkan malaikat dengan membawa berkah, wewangian bukhur memainkan peran yang signifikan dalam memberikan pengalaman spiritual dan ritual yang mendalam.

Fungsi wewangian bukhur tidak hanya terpaku pada keharuman semata, melainkan juga menjadi simbolik dari kebersihan, keharmonisan, dan kesucian.

Dalam setiap asap yang naik, terbawa pula aroma yang menyejukkan jiwa dan merangkul kekhusyukan dalam ibadah.

Dengan demikian, wewangian bukhur tidak hanya menjadi semacam penunjang atau pelengkap ritual, tetapi lebih dari itu, menjadi jendela yang membuka diri menuju pengalaman spiritual yang mendalam.

Kita diajak untuk meresapi keindahan aroma yang tidak hanya menciptakan keharuman di ruang fisik, tetapi juga meresapi keharuman dalam jiwa dan hati.

Dengan demikian, dapatlah kita memahami bahwa fungsi wewangian bukhur melampaui sekadar penciuman, tetapi juga menyentuh dimensi rohaniah yang menghubungkan manusia dengan yang Maha Tinggi.

Terimakasih telah membaca artikel Mengenal Wewangian Bukhur dan Manfaatnya ini, semoga informasi mengenai Mengenal Wewangian Bukhur dan Manfaatnya ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *