Tamyiz

Penjelasan Mengenai Tamyiz Secara Lengkap

Diposting pada

Hasiltani.id – Penjelasan Mengenai Tamyiz Secara Lengkap. Dalam dunia ilmu Bahasa Arab, terdapat konsep yang disebut “tamyiz,” yang secara harfiah berarti “pembeda.”

Konsep ini memiliki peran yang penting dalam memahami dan menjelaskan makna kata-kata dalam kalimat Bahasa Arab.

Tamyiz adalah salah satu dari berbagai aspek yang membentuk tata bahasa Arab, dan pemahaman terhadapnya dapat membantu memecahkan kesamaran atau ambigu dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep tamyiz, jenis-jenisnya, serta perannya dalam memahami Bahasa Arab dengan lebih baik. Mari kita mulai dengan memahami esensi dari konsep tamyiz.

Definisi Tamyiz

Tamyiz adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pemisahan atau identifikasi sifat atau hubungan suatu entitas.

Kata “manshub” merujuk pada penggunaan nashab dalam pemahaman, sedangkan “dzat” merujuk pada hakikat atau substansi dari sesuatu (bukan hanya pemahaman konseptual). Sementara itu, “nisbat” mengacu pada kaitan, hubungan, atau asosiasi.

Dalam konteks nadhom Alfiyah Ibnu Malik, tamyiz dapat dijelaskan melalui bait berikut:

اِسْمٌ بِمَعْنَى مِنْ مُبِيْنٌ نَكِرَةْ – يُنْصَبُ تَمْيِيْزًا بِمَا قَدْ فَسَّرَهْ

Tamyiz adalah istilah yang merujuk pada kata benda takbira (isim nakirah) yang mengandung makna huruf “min” dan berfungsi untuk menjelaskan kebingungan atau ketidakjelasan dari sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Penggunaannya terkait dengan entitas yang perlu diterangkan olehnya.

Tamyiz adalah istilah yang merujuk pada penjelasan, di mana kata yang digunakan untuk penjelasan tersebut disebut “mumayyaz.”

Sebagai contoh dalam Bahasa Indonesia, kita bisa melihat kalimat, “Saya mempunyai sejengkal.” Kata “sejengkal” dalam kalimat ini mengandung ketidakjelasan karena tidak jelas apa yang dimaksud dengan “sejengkal.”

Namun, kemudian kata “tanah” digunakan sebagai penjelas atau tamyiz untuk mengklarifikasi bahwa yang dimaksud dengan “sejengkal” adalah ukuran sejengkal dari tanah.

Dalam Bahasa Arab, contoh tamyiz dapat ditemukan dalam kalimat, “عِنْدِي شِبْرٌ اَرْضًا” (indii syibrun ardhan), yang berarti “Saya mempunyai sejengkal tanah.”

Kata “عِنْدِي” (indii) berarti “Saya mempunyai,”

“شِبْرٌ” (syibrun) berarti “sejengkal,”

dan “اَرْضًا” (ardhan) berarti “tanah.”

Dalam konteks ini, “شِبْرٌ” (syibrun) adalah mumayyaz yang menjelaskan atau mengklarifikasi ukuran “sejengkal” sebagai ukuran dari “tanah.”

Nama dan Unsur Tamyiz

Dalam tarkib tamyiz, terdapat beberapa unsur penyusun yang memiliki nama dan penamaannya masing-masing. Berikut ini adalah istilah-istilah yang terkait dengan tamyiz:

  1. Tamyiz (penjelas): Ini adalah istilah utama yang mengacu pada konsep penjelasan atau pemisahan.
  2. Mumayyaz (yang ditamyizi/dijelaskan oleh tamyiz): Mumayyaz adalah entitas atau kata yang dijelaskan atau dipisahkan oleh tamyiz. Ini adalah bagian yang akan diterangkan atau diberi penjelasan.

Selain istilah-istilah tersebut, terdapat juga beberapa nama lain yang merujuk pada konsep yang sama dalam bab Tamyiz, seperti:

  • Mufassar: Ini adalah istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan entitas atau kata yang dijelaskan atau diberi penjelasan oleh tamyiz.
  • Tafsi: Tafsi juga merujuk pada konsep yang sama, yaitu penjelasan atau pemisahan.
  • Tabyin: Tabyin adalah istilah lain yang sering digunakan dalam konteks yang sama, yang berarti penjelasan atau klarifikasi.
  • Mubayyin: Mubayyin adalah istilah yang dapat digunakan sebagai sinonim untuk entitas atau kata yang dijelaskan oleh tamyiz.
Baca Juga :  Penjelasan dan Macam-macam Huruf Lam

Pembagian Tamyiz

Setelah memahami pengertian dan istilah yang terkait dengan bab Tamyiz, langkah selanjutnya adalah membahas pembagian atau bentuk dari tamyiz itu sendiri.

Mengacu pada konsep tamyiz sebagai penjelas bagi mumayyaz, maka tamyiz dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Dzat atau Mufrad

Tamyiz Dzat, atau dalam bahasa Arab disebut تَمْيِيزُ الذَّاتِ, adalah jenis tamyiz yang digunakan untuk menjelaskan ketidakjelasan atau kekurangan informasi tentang suatu dzat (entitas).

Dalam konteks ini, “dzat” mencakup berbagai aspek seperti timbangan, panjang, ukuran, takaran, dan jumlah atau adad. Keempat aspek ini juga dikenal sebagai isim maqaadir, yang berarti kata benda yang mengacu pada ukuran atau kadar.

Definisi lain dari tamyiz dzat adalah bahwa ini adalah cara untuk menafsirkan atau menjelaskan entitas yang kurang jelas dalam kalimat, yang disebut dengan “mubham” (samar atau tidak jelas), dan yang disebutkan atau dilafalkan dalam kalimat (malfuzh).

Oleh karena itu, tamyiz dzat juga dapat disebut sebagai tamyiz malfuz atau mufrod تمييزُ مُفرَدٍ.

Tamyiz dzat tidak hanya berlaku untuk isim miqdar (kata benda yang mengacu pada ukuran) seperti yang disebutkan sebelumnya, tetapi juga berlaku untuk syibhul miqdar, yang merupakan kata benda yang digunakan untuk perkiraan atau taksiran jumlah atau ukuran, seperti “seberat,” “sejauh,” “sejumlah,” dan sejenisnya.

Contoh Tamyiz Dzat dan Artinya

Berikut adalah beberapa contoh tamyiz dzat dalam Bahasa Arab beserta artinya, yang mewakili isim miqdar (kata benda yang mengacu pada ukuran atau kadar):

  1. عِنْدِي رِطْلٌ زَيْتًا (indii ritlun zaitan): Ini berarti “Saya memiliki satu ritl minyak zaitun.”
  2. لَهُ قَفِيْزٌ بُرًّا (lahu qafiizun burran): Ini berarti “Dia memiliki sejumlah gandum.”
  3. لَهُ مُنْوَانِ عَسَلًا وَتَمْرًا (lahu munwaani ‘asalan wa tamran): Ini berarti “Dia memiliki dua takat madu dan kurma.”

Contoh tamyiz dzat dalam Al-Quran beserta artinya:

  1. وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَىٰ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً (Wa-idh wa’aadnaa Muusaa arba’īna laylan): Ini adalah ayat dari Surah Al-Baqarah ayat 51, yang berarti “Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam.”
  2. فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khayran yarah): Ini adalah ayat dari Surah Az-Zalzalah ayat 7, yang berarti “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”

2. Tamyiz Nisbat

Tamyiz nisbat atau nisbah adalah jenis tamyiz yang digunakan untuk menjelaskan atau menghilangkan ketidakjelasan yang berkaitan dengan nisbat (hubungan atau hukum penyandaran) antara entitas.

Nisbat ini biasanya muncul dari jumlah atau isnad, yang merupakan susunan atau rangkaian yang menghubungkan entitas satu dengan yang lain.

Karena tamyiz ini berkaitan erat dengan nisbat, ia juga dikenal sebagai tamyiz jumlah (تمييزُ جملةٍ) dan tamyiz malhoud (ملحوظ).

Ketika berbicara tentang nisbat, itu juga mencakup isnad atau penyadaran, yang merupakan urutan hubungan antara kalimat atau entitas yang satu dengan yang lain, dan ini juga merupakan aspek yang dibahas dalam ilmu Manthiq.

Berdasarkan konsep ini, tamyiz nisbat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu muhawwal (الْمُحَوَّل) dan ghairu muhawwal (غَيْرُ الْمُحَوَّل).

Baca Juga :  Penjelasan Fiil Madhi Secara Lengkap

Muhawwal mengacu pada peralihan atau perubahan susunan atau urutan hubungan, dan hal ini akan dibahas lebih lanjut secara terpisah.

Contoh Tamyiz Nisbat dan Artinya

Berikut adalah beberapa contoh tamyiz jumlah atau nisbat beserta artinya:

  1. مَا أَحْسَنَ خَالِداً أَدَباً – Ini berarti “Betapa baiknya adab si Khalid!” (mengekspresikan kekaguman).
  2. خَلِيلٌ أَوْفَرُ عِلْمًا وَأَكْبَرُ عَقْلًا – Ini berarti “Khalil memiliki ilmu yang lebih luas dan akal yang lebih besar.”

Contoh tamyiz jumlah dalam Al-Quran beserta artinya:

  1. قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا – Ini adalah ayat dari Surah Maryam ayat 4, yang berarti “Dia (Nabi Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban.’”
  2. أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا – Ini adalah ayat dari Surah Al-Kahf ayat 34, yang berarti “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.”
  3. وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا – Ini adalah ayat dari Surah Al-Qamar ayat 12, yang berarti “Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air.”

Amilnya Tamyiz

Amil dalam konteks tamyiz mengacu pada unsur yang memengaruhi pembacaan nashab (kasrah) dalam kata atau entitas yang dijelaskan oleh tamyiz.

Jenis amil yang digunakan akan bervariasi tergantung pada jenis tamyiz yang diterapkan.

1. Tamyiz Dzat:

Dalam jenis tamyiz ini, amil nashabnya adalah “mumayyaz,” yang merupakan isim atau kata yang dijelaskan oleh tamyiz.

Sebagai contoh, ketika menggunakan tamyiz untuk menjelaskan sebuah objek, seperti “sejengkal tanah,” kata “tanah” adalah amil nashab yang dijelaskan oleh tamyiz.

2. Tamyiz Jumlah:

Dalam konteks tamyiz jumlah, amil yang membuatnya menjadi manshub (diberi kasrah) adalah kata kerja (fi’il) atau yang serupa dengan kata kerja, seperti mashdar (infinitif), isim sifat (kata sifat), isim fa’il (pelaku), dan sejenisnya.

Dalam hal ini, amil tersebut memberikan kasrah kepada kata yang dijelaskan oleh tamyiz. Misalnya, dalam kalimat “dia memiliki dua takat madu,” kata “memiliki” adalah amil yang menjadikan kata “madu” sebagai manshub, menunjukkan bahwa madu ada dalam jumlah dua.

Syarat Tamyiz

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sebuah kata dapat dianggap sebagai tamyiz adalah sebagai berikut:

1. Isim:

Kata tersebut harus berupa isim (kata benda) dan tidak dapat berlaku untuk tamyiz yang berupa fi’il (kata kerja) atau kata harf (kata tugas).

2. Manshub:

Kata tersebut harus dibaca nashab (dengan kasrah) dalam konteks tamyiz. Namun, dalam praktiknya, ada beberapa kata tamyiz yang diwakili oleh huruf “min” yang tampak jelas.

Dalam kasus ini, kata tersebut tetap dianggap sebagai manshub dengan mengikuti i’rob (kata ganti kasrah) secara langsung, meskipun huruf “min” tampak.

3. Nakirah:

Tamyiz tidak dapat terbentuk dari isim makrifat (kata benda yang telah disebutkan sebelumnya) dan harus bersifat nakirah (belum disebut sebelumnya). Dalam hal ini, syarat ini serupa dengan syarat “hal” (kondisi yang serupa).

4. Fudlah/Fadlhah:

Tamyiz harus berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan, bukan menjadi faktor inti dari sebuah jumlah atau isnad.

Artinya, tamyiz memberikan keterangan tambahan atau penjelasan terhadap sesuatu yang sudah ada dalam kalimat atau hubungan antara kata-kata tersebut.

Cara Mengetahui Tamyiz

Cara untuk mengetahui apakah tamyiz sesuai dengan jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Tamyiz Dzat (تمييزُ ذاتٍ):

Untuk mengidentifikasi tamyiz dzat, Sobat perlu memahami empat jenis kadar ukuran atau serupa dalam Bahasa Arab.

Baca Juga :  Memahami Contoh Tamyiz dalam Al-Quran

Jika setelah kata isim miqdar (kata benda yang mengacu pada ukuran) masih ada kata yang bersifat fudlah nakirah (tidak disebutkan sebelumnya dan belum jelas hukum penyandarannya), maka besar kemungkinan kata tersebut adalah tamyiz dzat.

2. Tamyiz Nisbat (تمييزُ نِسبةٍ):

Untuk menentukan tamyiz nisbat, Sobat perlu memahami konsep jumlah atau isnad (hubungan antara kata-kata dalam kalimat).

Jika dalam suatu jumlah atau serupa dengan itu terdapat nisbat hukum yang samar atau belum jelas, dan kata yang mengikuti nisbat tersebut bersifat nakirah (belum dijelaskan sebelumnya), maka besar kemungkinan kata tersebut adalah tamyiz nisbat.

Perbedaan antara Tamyiz dan Hal:

  • Tamyiz adalah penjelasan atau pemisahan yang digunakan untuk menjelaskan suatu entitas atau memberikan keterangan tambahan terhadap sesuatu dalam kalimat. Sedangkan Hal adalah kondisi atau keadaan yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi atau dalam keadaan apa sesuatu terjadi.
  • Isim-isim yang berfungsi sebagai penjelas dalam tamyiz memberikan informasi tambahan tentang entitas yang dijelaskan oleh tamyiz, sedangkan dalam hal, isim-isim yang berfungsi sebagai hal memberikan informasi tentang kondisi atau keadaan suatu peristiwa atau entitas.

Materi dasar ini mencakup pemahaman dasar tentang tamyiz, tetapi masih ada banyak pembahasan lebih lanjut terkait dengan letak dan pengiroban yang lebih mendalam serta kaitannya dengan jenis tamyiz dan amilnya.

Apa itu tamyiz dan contohnya?

Tamyiz secara harfiah berarti “pembeda.” Dalam ilmu Bahasa arab, tamyiz adalah jenis isim (kata benda) yang dibaca nashab (dengan kasrah) dan mengandung makna huruf “jar min” (dari) yang berfungsi untuk menjelaskan atau membedakan kesamaran lafazh (kata-kata) yang ditamyizi.

Contoh penggunaan tamyiz dalam Al-Quran adalah sebagai berikut:

“وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ” (Surah Al-Baqarah, ayat 165)

Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman, mereka amat sangat mencintai Allah.”

Dalam ayat ini, kata “أَشَدُّ” (ashaddu) adalah contoh dari tamyiz yang digunakan untuk menjelaskan atau membedakan tingkat kecintaan orang-orang yang beriman kepada Allah. Tamyiz membantu dalam memberikan penjelasan yang lebih spesifik dan membedakan makna dalam konteks kalimat tersebut.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Tamyiz.

Dalam perjalanan kita melalui artikel ini, kita telah menjelajahi konsep tamyiz dalam Ilmu Bahasa Arab Bahasa Arab.

Tamyiz, yang secara harfiah berarti “pembeda,” merupakan salah satu aspek yang penting dalam memahami dan menjelaskan makna kata-kata dalam kalimat Arab.

Melalui tamyiz, kita dapat mengklarifikasi, membedakan, dan memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap kalimat-kalimat yang mungkin memiliki kesamaran atau ambigu.

Pemahaman terhadap konsep tamyiz tidak hanya berguna dalam memahami teks-teks klasik Bahasa Arab, tetapi juga dalam berinteraksi dengan Bahasa Arab sehari-hari.

Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menerapkan tamyiz akan membantu kita menjadi pembaca, penulis, dan pembicara yang lebih kompeten dalam Bahasa Arab.

Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa pemahaman Bahasa Arab, termasuk konsep tamyiz, adalah perjalanan yang berkelanjutan. Semakin dalam kita menggali ilmu Bahasa Arab, semakin kaya pula pemahaman kita terhadapnya.

Dengan demikian, mari terus memperdalam pemahaman kita tentang Bahasa Arab, dan semoga artikel ini telah memberikan kontribusi positif dalam perjalanan tersebut.

Terimakasih telah membaca artikel Tamyiz ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *