Filosofi Keris Jalak Ngore

Tuah dan Filosofi Keris Jalak Ngore

Posted on

Hasiltani.id – Tuah dan Filosofi Keris Jalak Ngore.Keris Jalak Ngore bukan hanya sebuah artefak budaya yang menawan, tetapi juga mengandung filosofi mendalam yang mencerminkan ajaran kehidupan.

Dibuat oleh Empu Anjani pada masa pemerintahan Pramu Pamekas dari Kerajaan Pajajaran sekitar tahun 1248, keris ini memiliki desain yang khas dan simbolik. Lebih dari sekadar benda seni, Keris Jalak Ngore mengajarkan kita tentang makna hidup yang sebenarnya.

Dalam filosofi Keris Jalak Ngore, burung Jalak yang sedang terbang atau “ngore” menjadi simbol utama. Burung ini menggambarkan sikap hati yang lapang dan penuh kebahagiaan, serta tekad untuk selalu bergerak maju dalam hidup.

Pesan utama dari filosofi ini adalah pentingnya menjalani kehidupan dengan sikap positif, mengutamakan perbuatan baik, dan menjaga hubungan harmonis dengan orang lain.

Melalui desainnya yang khas—dari panjang bilah yang sedang hingga gandhik yang polos—Keris Jalak Ngore tidak hanya mencerminkan keahlian pembuatnya, tetapi juga menyiratkan nilai-nilai seperti ketekunan, kesabaran, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang filosofi Keris Jalak Ngore dan bagaimana ajaran tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenal  Filosofi Keris Jalak Ngore

Keris Jalak Ngore adalah salah satu jenis keris lurus dengan panjang bilah sedang. Ciri khas dari keris ini meliputi gandhik yang sederhana, pejetan, tikel alis, sraweyan, dan greneng.

Secara umum, Keris Jalak Ngore melambangkan pencapaian kebahagiaan dan harapan untuk terlepas dari segala masalah hidup yang berkaitan dengan materi.

Dalam pandangan masyarakat Jawa, burung (kukila) merupakan simbol pelipur lara, yang dapat membawa kebahagiaan hati dan menghilangkan rasa kesal.

Baca Juga :  Asma Sunge Rajeh Cirebon

Gambaran sosok burung yang kepaknya melambai-lambai sambil bersuara keras (Ngore) melambangkan usaha dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan.

Setelah mendapatkan makanan, burung akan kembali ke sarangnya (rumah dan keluarga). Burung Jalak adalah salah satu burung yang banyak dipelihara oleh masyarakat Jawa sebagai peliharaan, selain burung Perkutut.

Burung ini dikenal sangat peka terhadap lingkungannya dan selalu waspada terhadap hal-hal baru di sekitarnya.

Dalam mencari makanan, burung Jalak menunjukkan sifat saling menguntungkan, seperti ketika memakan kutu di punggung kerbau.

Kerbau yang mendapatkan pelayanan dari burung Jalak akan merasa nyaman karena kutu-kutu parasitnya diambil oleh burung tersebut. Selain itu, burung Jalak juga dikenal setia terhadap pasangannya.

Kata “Ngore” bisa berasal dari kata “Ngudhar,” yang berarti mengurai. Ngore mengandung makna bergerak aktif untuk mengatasi kesulitan atau keruwetan masalah secara teliti dan bertahap, serta mencerminkan ketekunan dan keuletan.

Keris Jalak Ngore menyampaikan pesan penting tentang cara menjalani hidup. Ajaran dari keris ini adalah untuk menjalani kehidupan dengan hati yang senang dan lapang, seperti gambaran burung Jalak yang tengah terbang (Ngore).

Utamakan perbuatan baik, jaga ketakwaan kepada Tuhan, dan pelihara hubungan baik dengan keluarga, masyarakat, serta lingkungan sekitar dengan sikap eling lan waspada.

Dalam mencari nafkah, penting untuk selalu berlaku jujur dan tidak merugikan orang lain. Setiap permasalahan atau usaha perlu dievaluasi dengan teliti dan penuh ketekunan—”sopo sing temen bakal tinemu, sopo sing tatag lan teteg bakal tutug,” yang berarti orang yang tekun akan menemukan hasilnya, sementara yang teguh dan konsisten akan mencapai tujuannya.

Menghadapi setiap permasalahan sebaiknya dengan menggunakan hati dan pikiran, bukan hanya nafsu dan emosi. Prinsip “alon-alon waton kelakon, gliyak-gliyuk waton tumindak” mengajarkan bahwa meskipun langkah kita mungkin lambat, yang penting adalah tetap bergerak maju dan bertindak.

Baca Juga :  Manfaat Batu Kalimaya dan Jenisnya

Untuk mencapai tujuan atau cita-cita, diperlukan kesungguhan, ketekunan, kewaspadaan, dan kesabaran. Tidak ada yang mencapai kesuksesan atau kekayaan secara instan; semuanya harus dirintis dan dibangun dari bawah.

Ciri-ciri Keris Jalak Ngore

Pada pembahasan filosofi Keris Jalak Ngore, Hasiltani akan menjelaskan ciri-ciri Keris Jalak Ngore.

Menurut cerita, Keris Jalak Ngore pertama kali dibabar atau dibuat oleh Empu Anjani pada masa pemerintahan Pramu Pamekas dari Kerajaan Pajajaran sekitar tahun 1248.

Berikut adalah ciri-ciri dari Keris Jalak Ngore:

  • Panjang Bilah: Bilah keris ini memiliki panjang sedang, dengan tampilan ada-ada yang terlihat jelas dari ujung bilah.
  • Gandhik: Dikenal dengan gandhik yang polos dan sederhana.
  • Pejetan dan Tikel Alis: Memiliki pejetan dan tikel alis yang dangkal dan kurang jelas, serta dilengkapi dengan sraweyan dan greneng.
  • Ukuran: Panjang keris mencapai 35,8 cm, dengan gagang yang terbuat dari kayu kemuning kuno.
  • Bahan: Terbuat dari besi keputih-putihan dengan pori-pori besi yang kasar. Pamor keris ini kemambang dengan karakter yang agak keruh.

Keris Jalak Ngore menggabungkan keindahan dan fungsi simbolis dalam desainnya, mencerminkan keterampilan tinggi dari pembuatnya.

Tuah Keris Jalak Ngore

Pada artikel filosofi Keris Jalak Ngore, Jalak Ngore sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan desain keris, tetapi juga mengajarkan makna mendalam tentang kehidupan.

Pesannya adalah pentingnya menjalani hidup dengan hati yang lapang dan senang, seperti burung Jalak yang sedang terbang.

Selain itu, sangat penting untuk mengutamakan perbuatan baik dan tidak menyebabkan kerugian bagi orang lain. Dalam menghadapi setiap permasalahan, sebaiknya menggunakan pikiran dan hati sebagai panduan.

Untuk meraih cita-cita, diperlukan ketekunan, kesabaran, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Ingatlah bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha yang nyata.

Baca Juga :  Menggali Makna Filosofi dan Tuah Keris Jalak Nguwuh

Baca juga:

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang filosofi Keris Jalak Ngore.

Filosofi Keris Jalak Ngore lebih dari sekadar panduan untuk menghargai sebuah artefak budaya; ia adalah cermin dari nilai-nilai hidup yang mendalam dan bermanfaat.

Melalui simbolisme burung Jalak yang terbang atau “ngore,” keris ini mengajarkan kita untuk menjalani kehidupan dengan hati yang lapang, penuh kebahagiaan, dan tekad untuk terus bergerak maju.

Dalam praktiknya, filosofi ini mendorong kita untuk mengutamakan perbuatan baik, menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain, dan selalu menggunakan pikiran serta hati dalam menghadapi permasalahan.

Ketekunan, kesabaran, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar adalah kualitas yang diilhami oleh desain dan makna Keris Jalak Ngore.

Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya menghormati warisan budaya yang kaya, tetapi juga memperkaya kualitas hidup kita sendiri.

Filosofi Keris Jalak Ngore mengingatkan kita bahwa kesuksesan dan kebahagiaan sejati datang dari usaha yang tulus, integritas, dan sikap positif terhadap tantangan hidup.

Mari kita terinspirasi oleh Keris Jalak Ngore dan aplikasikan ajarannya untuk menciptakan hidup yang lebih berarti dan penuh harmoni.

Terimakasih telah membaca artikel filosofi Keris Jalak Ngore ini, semoga informasi mengenai filosofi Keris Jalak Ngore ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *