Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah

Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah Pendapat Abah Guru Sekumpul

Diposting pada

Hasiltani.id – Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah Pendapat Abah Guru Sekumpul. Dalam dunia Islam, ada perbincangan yang mendalam mengenai dua aliran yang seringkali menjadi sumber kontroversi dan perdebatan panjang, yaitu ajaran Wahabi dan Syiah.

Keduanya sering disebut sebagai “Dua Tanduk Setan” dalam konteks tertentu, dengan pandangan yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang dan keyakinan individu.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah, mengungkap pandangan, sejarah, dan kontroversinya, serta bagaimana pandangan masing-masing aliran terkait dengan Islam dan umatnya.

Mari kita memahami lebih dalam mengenai dua tanduk setan ini dan bagaimana mereka memengaruhi pemahaman Islam di dunia saat ini.

Apa itu Syiah

Sebelum membahas mengenai Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah, simak penjelasanmengenai Ajaran Syiah terlebih dahulu.

Dalam shalat, kita berdoa: “Ihdinaa Siraatal Mustaqiim,” yang berarti “Tunjukilah kami Jalan yang Lurus.” Jalan ini adalah jalan yang benar-benar suci, bebas dari kesalahan, dan tidak dimurkai Allah SWT. Untuk menjaga agar jalan ini tetap suci dan bebas dari kesalahan, harus ada orang yang menjaganya, yang juga harus suci dari dosa (makshum).

Menurut keyakinan Syiah, setelah Rasulullah SAW wafat, Allah SWT telah menunjuk para Imam Ahlul Bait sebagai pemimpin umat Islam. Para Imam ini berjumlah 12, dimulai dari Imam pertama, yaitu Imam Ali bin Abi Thalib, hingga Imam terakhir, yaitu Imam Mahdi.

Bagi umat Islam Syiah, Imam Ali bin Abi Thalib telah ditunjuk oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW sebagai Imam, pemimpin orang-orang beriman.

Baca Juga :  Mengungkap Makna Mendalam - Apa Itu Doa Sapu Jagat?

Meskipun Abu Bakar memegang jabatan khalifah secara lahiriah, hal ini tidak mengubah status Imam Ali sebagai Imam yang memiliki tugas spiritual dan keagamaan yang besar.

Jadi, perdebatan tentang siapa khalifah yang sah antara Abu Bakar dan Imam Ali adalah perdebatan yang lebih terkait dengan urusan dunia, politik, dan masyarakat.

Sedangkan penunjukan Imam Ali sebagai Imam memiliki tugas yang lebih besar, yaitu urusan spiritual dan keagamaan.

Orang-orang yang mengikuti ajaran Syiah adalah mereka yang mengakui Imam Ali dan 11 Imam lainnya sebagai pemimpin mereka, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

Bagi mereka, ini adalah masalah agama (ushuluddin), bukan masalah jabatan kekhalifahan dunia. Mereka mengambil rujukan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk aqidah, fiqih, muamalah, politik, dan sosial kemasyarakatan, kepada para Imam AhlulBayt Nabi.

Menurut keyakinan mereka, para Imam ini telah resmi ditunjuk oleh Allah dan Rasul sebagai washi dan penerus Rasulullah.

Jadi, bagi kaum Syiah, imamah bukan sekadar tentang kepemimpinan dalam urusan dunia, tetapi terkait dengan pengikutannya terhadap ajaran Qur’an dengan tafsir yang dijaga kebenarannya oleh para Imam yang dianggap suci (imam makshum). Ini adalah perbedaan mendasar dalam pandangan agama mereka.

Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah

Dalam pembahahsan Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah, berdasarkan sabda Rasulullah SAW, telah diprediksi bahwa akan muncul aliran Islam di timur jauh kota Madinah yang mengikuti ajaran sesat.

Hal ini bisa diibaratkan sebagai dua tanduk setan yang selalu menciptakan konflik di dalam umat Islam.

Dua tanduk setan ini mengacu pada dua aliran yang banyak diperdebatkan, yaitu ajaran wahabi dan syi’ah. Kedua aliran ini memang memerlukan kewaspadaan, seperti yang diungkapkan oleh Wali Qutbul Akwan – Ganjil Raja, Abah Guru Sekumpul.

Baca Juga :  Bedak Pemikat Pria - Rahasia Tampil Menawan dan Percaya Diri

Ajaran syi’ah dianggap berbahaya karena mengajarkan penghinaan terhadap tiga Sahabat Nabi, yaitu Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khottob, dan Utsman bin Affan. Menghina salah satu dari empat sahabat ini, yang merupakan murid utama Rasulullah, dianggap sebagai tindakan yang keluar dari Islam Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan dianggap sesat.

Sementara itu, ajaran wahabi berasal dari Muhammad bin Abdul Wahab (MBAW) dari Riyadh, Arab Saudi, Timur Tengah, dan sering dianggap sebagai aliran yang bersifat penjajah.

Berdasarkan pandangan Abah Guru Sekumpul, ajaran syi’ah dianggap berbahaya karena mengajarkan pembenci terhadap tiga Sahabat Nabi, sedangkan ajaran wahabi sering dianggap sebagai aliran yang mengambil bentuk penjajahan.

Oleh karena itu, kedua aliran ini memang perlu diwaspadai dalam pemahaman dan praktik Islam.

Ternyata Abah Guru pernah menyatakan bahwa aliran wahabi dianggap sebagai penjajah. Salah satu bentuk penjajahan yang mereka terapkan adalah melalui bidang pendidikan.

Contohnya, pelajar Indonesia yang belajar di universitas yang menganut ajaran wahabi sering kali dipengaruhi oleh doktrin-doktrin yang bertentangan dengan ajaran Islam Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Mereka diajarkan untuk menganggap amalan-amalan para Wali Allah yang merawat ajaran Islam sebagai bid’ah.

Ajaran wahabi juga seringkali mengutuk perayaan Maulid Nabi, pengucapan sholawat, dan penggunaan rebana, padahal aktivitas-aktivitas tersebut dianggap sebagai kegiatan yang dilakukan oleh para Wali Allah yang diangkat sebagai wakil Rasulullah di setiap generasi.

Menurut pandangan Abah Guru Sekumpul, aliran wahabi dianggap merendahkan iman dan tidak memperoleh kebaikan amal meskipun melakukan ibadah sepanjang waktu. Hal ini disebabkan oleh pandangan mereka yang lebih ekstrem, yaitu memusuhi para Wali Allah. Baginya, memusuhi para Wali Allah pada hakikatnya juga merupakan tindakan memusuhi Rasulullah dan pada hakikatnya memusuhi Allah.

Baca Juga :  Cara Mengamalkan Anta Maqsudi Waridhoka Matlubi dan Keutamaanya

Pandangan Abah Guru Sekumpul mengenai aliran wahabi adalah bahwa aliran tersebut bukan hanya salah dalam keyakinan dan amalan, tetapi juga dianggap sebagai bentuk penjajahan yang dilakukan melalui pengaruh dalam pendidikan dan propaganda yang bertentangan dengan ajaran Islam Ahlu Sunnah Wal Jamaah.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah.

Dalam perjalanan melalui artikel ini, kita telah menyelami pandangan dan kontroversi yang melingkupi ajaran Wahabi dan Syiah.

Dua aliran ini, sering disebut sebagai “Dua Tanduk Setan,” memang memiliki perbedaan yang signifikan dalam interpretasi dan praktik Islam.

Namun, kita juga harus diingat bahwa Islam adalah agama yang sangat beragam, dengan berbagai aliran dan pandangan yang berbeda.

Penting untuk diingat bahwa, meskipun ada perbedaan, umat Islam memiliki banyak persamaan yang mendasar dalam keyakinan mereka, seperti iman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Kita sebagai umat Islam perlu menjaga kerukunan dan saling pengertian di antara kita, meskipun kita mungkin memiliki perbedaan pandangan.

Sebagai penutup, penting bagi kita semua untuk terus belajar, berdialog, dan meresapi pesan damai yang terkandung dalam ajaran agama kita. Kita bersama-sama memupuk toleransi, pemahaman, dan kasih sayang dalam menjalani perjalanan spiritual kita dalam agama Islam.

Terima kasih telah membaca artikel Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah ini, semoga informasi mengenai Dua Tanduk Setan yakni Ajaran Wahabi dan Syiah ini bermanfaat untuk Sobat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *