Hasiltani.id – Makna Kalimatul Haq alaiha Nahya – Bacaan dan Pengertian. Selamat datang di situs Hasiltani, pada kedalaman makna yang melekat dalam setiap aksara, tersembunyi kearifan dan kebenaran yang menggetarkan jiwa.
Di tengah gemuruh kehidupan yang terus berputar, ada satu kalimat yang mengandung kekuatan luar biasa untuk memandu langkah dan memberi arti pada perjalanan rohaniah kita.
Kalimat tersebut adalah “Kalimatul Haq Alaiha Nahya” — rangkaian kata yang lebih dari sekadar ungkapan, melainkan sebuah pijakan kokoh yang memberikan makna mendalam bagi setiap langkah yang kita tempuh.
Dalam artikel ini, kita akan membahas dengan mendalam tentang makna, keutamaan, dan dampak dari kalimat Kalimatul Haq alaiha Nahya yang penuh hikmah ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pengantar Kalimatul Haq alaiha Nahya
Kalimatul haq alaiha nahya adalah bagian dari ajaran agama Islam yang sangat penting. Ini adalah kalimat yang merujuk pada ayat di dalam Al-Quran yang memiliki makna mendalam tentang kebenaran dan kehidupan setelah kematian.
Bacaan ini sering kali diucapkan dalam berbagai konteks keagamaan, seperti sholat jenazah dan saat pemakaman.
Makna Kalimatul Haq alaiha Nahya
Dalam konteks agama Islam, kalimatul haq alaiha nahya merujuk pada kebenaran yang akan terus eksis setelah kematian.
Ini adalah pengingat yang kuat akan hakikat hidup di akhirat. Ketika seseorang meninggal dunia, kalimat ini mengingatkan kita bahwa kebenaran akan tetap berjalan, dan kehidupan setelah kematian adalah suatu kenyataan yang tak dapat dihindari.
Dibaca Seusai Kalimat Tahlil
Tahlil merupakan ekspresi penghormatan yang sungguh luar biasa terhadap Allah SWT, mengandung keagungan yang tidak terbandingkan.
Frasa tahlil, yakni “اَ لاَّهَ اِلَّا اللهُ” (Tiada Tuhan selain Allah), merupakan perbuatan ibadah yang tumbuh subur dalam ajaran Islam.
Para ulama terdahulu dan cendekiawan kontemporer dengan tulus meneruskan ajaran ini kepada umat, menjadikannya sebagai salah satu amalan utama dalam menjalin hubungan batin dengan Sang Pencipta.
Keagungan yang disimpan dalam frasa tahlil telah mengilhami tradisi yang mendalam di kalangan warga Nahdliyin serta para habaib.
Pada setiap malam Jumat, terutama dalam acara tahlilan, tradisi ini tetap dijaga dan dipersembahkan sebagai tanda penghargaan dan penghormatan kepada Allah SWT.
Dalam momen yang istimewa ini, umat berbondong-bondong berkumpul untuk bersama-sama merenungi makna dalam frasa suci tersebut, memancarkan cahaya spiritual yang memenuhi hati dan jiwa mereka.
Dengan memegang teguh tradisi tahlil, warga Nahdliyin dan para habaib menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan serta kebersamaan.
Aktivitas ini tidak hanya sekadar ibadah, tetapi juga menjadi simbol kebersatuan dan kesatuan dalam keyakinan.
Oleh karena itu, setiap malam Jumat menjadi momen yang sangat dinantikan, di mana keheningan malam dipenuhi oleh lafaz tahlil yang khusyuk, menciptakan atmosfer yang penuh ketenangan dan kerohanian.
Kalimat tahlil yang umumnya dikenal sebagai “اَ لاَّهَ اِلَّا اللهُ” memiliki makna yang mendalam, yaitu ‘tidak ada tuhan selain Allah’.
Namun, melampaui redaksi ini, terdapat pula variasi kalimat tahlil lain yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad Radhiyallahu ‘anhum:
“لاَ إِلٰهَ إِلاَّ ﷲ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ”
lailahaillallah wahdahula syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syai-in qadir
Artinya:
“Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.”
Kalimat ini merefleksikan keesaan Allah dalam segala aspek dan dimensi. Tidak hanya menegaskan ketiadaan tuhan selain Allah, tetapi juga menekankan eksklusivitas dan absolutisme dalam penyembahan serta kepemilikan kerajaan dan pujian. Allah adalah Yang Maha Kuasa atas seluruh ciptaan-Nya.
Selanjutnya, setelah bacaan tahlil atau tahlilan, sering kali kita mendengar ungkapan “Kalimatul Haq Alaiha Nahya….”, yang sebenarnya merupakan ungkapan dalam bentuk doa.
Ungkapan ini menjadi cara umat Muslim untuk merenungkan hakikat dan kebenaran kalimat tahlil serta menyampaikan harapan dan permohonan kepada Allah SWT. Artinya:
“Kalimatul Haq Alaiha Nahya, wa ilaiha turja’u al-umuur”
Dalam bahasa Indonesia: “Kepada hakikat yang sejati inilah kami hidup, dan kepada-Nya-lah segala urusan akan kembali.”
Dengan ungkapan ini, umat Muslim mengakui bahwa kehidupan dan segala urusan berasal dari Allah, dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya. Ini adalah refleksi dari keyakinan dalam konsep tauhid dan ketergantungan yang mutlak kepada Allah dalam segala aspek kehidupan.
Ketika kalimat tahlil dan ungkapan “Kalimatul Haq Alaiha Nahya….” disampaikan dengan penuh penghayatan, mereka membentuk landasan spiritual yang kuat bagi umat Muslim dalam mengartikulasikan keyakinan, penyembahan, dan doa.
Berikut bacaan lengkapnya:
Laa ilaaha illallahu muhammadur rasuulullahi shallallahu ‘alaihi wasallam, kalimatu haqqin ‘alaihaa nahyaa, wa’alaihaa namuutu wabihaa nub’atsu insyaa allahu ta’alaa minal aamiin
Arti Kalimatul Haq Alaiha Nahya
kalimatu haqqin ‘alaihaa nahyaa, wa’alaihaa namuutu wabihaa nub’atsu insyaa allahu ta’alaa minal aamiin.
Artinya:
‘’Kalimat ini adalah kebenaran yang menjadi dasar kehidupan kita, di atasnya kita hidup, dan dengan kalimat ini pula kita berakhir, serta melalui kalimat ini kita akan dibangkitkan, jika Allah menghendaki, di antara orang-orang yang beriman.’’
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id mengenai bacaan Kalimatul Haq Alaiha Nahya.
Tidak dapat disangkal bahwa “Kalimatul Haq Alaiha Nahya” merupakan fondasi yang kokoh bagi keyakinan umat Muslim.
Kalimat ini bukan sekadar rangkaian kata, tetapi adalah pijakan hakiki yang membimbing langkah-langkah kita menuju hakikat kebenaran.
Dengan merangkai kalimat ini dalam doa dan refleksi, kita mengingat bahwa segala hal berasal dari Allah dan kepada-Nya akan kembali.
Di dalam kalimat ini, tergambar makna yang menggetarkan hati dan memimpin pikiran kita menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang eksistensi kita.
Kita hidup di bawah naungan kebenaran ini, mengambil inspirasi dari kekuatan yang melekat padanya. Dan ketika tiba saatnya untuk berpulang, kita menghadap kematian dengan kalimat ini sebagai pengingat akan kebesaran Allah.
Saat doa dan kalimat ini mengalir dari bibir kita, kita membawa ruh dan semangat yang diberkahi. Kita memohon pada Sang Pencipta agar kita termasuk di antara mereka yang beriman, yang akan dihidupkan kembali setelah kematian, dan disatukan dalam rahmat-Nya.
Oleh karena itu, mari terus merenungkan dan mengamalkan “Kalimatul Haq Alaiha Nahya” dalam setiap langkah perjalanan kita.
Semoga kalimat ini senantiasa menjadi pemandu dan pelita di tengah gelapnya dunia, serta memberi harapan bagi kita untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan di dunia dan akhirat.
Dengan keyakinan yang teguh dan hati yang penuh pengharapan, kita menggenggam erat makna dari kalimat yang penuh hikmah ini.