Hasad

Hasad – Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya dalam Islam

Posted on

Hasiltani.id – Hasad – Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya dalam Islam. Hasad, atau yang sering dikenal sebagai iri hati dan dengki, adalah salah satu penyakit hati yang dapat merusak kehidupan individu maupun hubungan sosial. Dalam Islam, hasad termasuk perbuatan tercela yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya karena dampaknya yang sangat merugikan. Seseorang yang memiliki sifat hasad tidak hanya merasa tidak senang dengan kenikmatan yang dimiliki orang lain, tetapi juga menginginkan agar nikmat tersebut hilang dari orang tersebut.

Sifat hasad dapat memicu konflik, merusak persaudaraan, dan mengikis kebaikan dalam diri seseorang. Rasulullah SAW bahkan memperingatkan bahwa hasad mampu memakan amal kebaikan seperti api yang melahap kayu bakar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang hasad, penyebabnya, serta bagaimana cara menghadapi dan menghindarinya agar dapat menjaga hati dan perilaku kita tetap bersih dan jauh dari sifat tercela ini.

Pengertian Hasad

Dalam buku Akhlak Madzmumah dan Cara Pencegahannya karya Rik Suhadi, disebutkan bahwa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam mendefinisikan hasad, meskipun tujuannya sama. Dalam bahasa Indonesia, hasad sering diartikan sebagai rasa iri atau dengki.

Menurut Ibnu Hajar, hasad adalah keinginan seseorang agar nikmat yang dimiliki orang lain hilang.

Sedangkan Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa menjelaskan bahwa hasad adalah perasaan tidak suka atau benci ketika melihat orang lain berada dalam kondisi yang baik, terutama jika orang tersebut tidak disukainya.

Imam An-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin menyatakan bahwa hasad berarti menginginkan hilangnya nikmat dari orang yang mendapatkannya, baik itu nikmat dalam urusan agama maupun duniawi.

Baca Juga :  Durhaka Kepada Guru - Nasihat Sayyid Alwi dan Imam Nawawi

Imam Al-Ghazali juga menambahkan bahwa hasad hanya terjadi ketika seseorang merasa iri terhadap nikmat yang dimiliki orang lain. Beliau berkata, “Jika Allah memberikan suatu nikmat kepada saudaramu, dan kamu membenci nikmat itu serta ingin agar nikmat tersebut hilang, maka itulah yang disebut hasad,” sebagaimana dikutip dalam buku Akhlak Madzmumah dan Cara Pencegahannya oleh Rik Suhadi.

Larangan Berbuat Hasad

Rasulullah SAW melarang umatnya dari berbuat hasad. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, “Hindarilah sifat hasad, karena hasad akan memakan amal kebaikan, seperti api yang membakar kayu.” (HR. Abu Daud)

Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits lain, “Janganlah kalian saling membenci, mendengki, memalingkan muka, atau memutuskan hubungan, dan jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mengabaikan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Muttafaq ‘alaih dari Anas RA)

Penyebab Hasad

Berikut adalah beberapa penyebab hasad:

1. Permusuhan

Faktor pertama yang menyebabkan hasad adalah permusuhan. Secara alami, ketika seseorang bermusuhan dengan pihak lain, ia cenderung ingin melihat pihak yang dimusuhinya berada dalam kondisi yang lebih buruk atau lebih rendah. Hasad muncul ketika seseorang ingin pihak yang ia benci tidak mendapatkan kebaikan atau nikmat.

2. Menganggap Diri Terlalu Tinggi

Faktor kedua adalah sikap merasa diri paling unggul. Ini berbeda dari rasa percaya diri yang sehat. Sikap menganggap diri selalu lebih baik dari orang lain akan membuat seseorang sulit menerima kenyataan jika ada orang lain yang lebih unggul darinya. Sikap ini bisa memicu hasad karena muncul perasaan tidak suka melihat orang lain berada di atasnya. Ingatlah pepatah, “di atas langit masih ada langit.”

3. Terlalu Mencintai Kekuasaan

Faktor ketiga adalah cinta berlebihan terhadap kekuasaan. Rasa haus akan kekuasaan dapat dengan mudah memicu hasad. Bahkan, dalam beberapa kasus, hasad bukanlah akhir dari masalah, melainkan awal dari kehancuran. Ketika seseorang terlalu mencintai kekuasaan, hasad bisa menjadi langkah pertama menuju kesengsaraan dan kerugian.

Baca Juga :  Bolehkah Wanita Pergi ke Masjid? Panduan Hukum, Syarat, dan Adab

Cara Menghadapi Dampak Buruk dari Orang yang Hasad

Berikut adalah beberapa cara menghadapi dampak buruk dari orang yang hasad:

1. Bertawakal kepada Allah

Salah satu cara paling penting untuk menghadapi orang yang hasad adalah bertawakal kepada Allah. Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. Ath-Thalaq: 3). Dengan bersandar sepenuhnya kepada Allah, kita akan mendapatkan perlindungan dari segala bentuk kejahatan.

2. Bertakwa kepada Allah

Bertakwa kepada Allah juga menjadi tameng dalam menghadapi tipu daya orang yang hasad. Allah berfirman, “Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 120). Kesabaran dan ketaatan kepada Allah akan melindungi kita dari bahaya.

3. Meminta Perlindungan kepada Allah

Rasulullah SAW mengajarkan agar kita selalu memohon perlindungan dari kejahatan orang yang iri. Sebagaimana diriwayatkan oleh Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib, Nabi SAW bersabda, “Bacalah surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas tiga kali ketika pagi dan petang. Itu akan melindungimu dari segala sesuatu.” (HR. Tirmidzi). Membaca ayat-ayat ini adalah perlindungan yang kuat dari segala bentuk kejahatan, termasuk hasad.

4. Tidak Menceritakan Nikmat kepada Orang yang Hasad

Salah satu cara untuk menghindari dampak buruk dari orang yang iri adalah tidak menceritakan kenikmatan yang kita miliki kepada mereka. Nabi Ya’qub mengingatkan Nabi Yusuf, “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, karena mereka akan membuat makar (untuk mencelakakanmu). Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5). Hal ini juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari, agar kita lebih bijaksana dalam berbagi cerita.

5. Tidak Memedulikan Orang yang Hasad

Ibnul Qayyim mengajarkan agar kita tidak terlalu memedulikan orang yang iri atau hasad. Jangan biarkan mereka mengganggu pikiran dan hati kita. Fokuslah pada aktivitas dan tugas-tugas yang lebih bermanfaat. Dengan demikian, hasad mereka tidak akan mempengaruhi kita.

Baca Juga :  Manfaat Cermin Datar dan Penerapannya dalam Teknologi

6. Menghadap dan Ikhlas kepada Allah

Cara terbaik dalam menghadapi hasad adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun, dan menyibukkan hati dengan cinta, ridha, dan ketulusan kepada-Nya. Allah berfirman, “Sesungguhnya setan tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabbnya.” (QS. An-Nahl: 99-100). Semakin kita ikhlas dan berserah diri kepada Allah, semakin kuat perlindungan yang kita miliki dari dampak buruk orang yang hasad.

Dengan menjalankan langkah-langkah ini, kita dapat melindungi diri dari pengaruh buruk orang yang iri dan dengki, serta tetap teguh dalam keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Hasad.

Hasad adalah penyakit hati yang berbahaya dan dapat merusak hubungan baik antar manusia serta menghilangkan pahala dari amal kebaikan. Dalam Islam, hasad tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri sendiri. Oleh karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk menjauhi sifat hasad dan menggantinya dengan sifat qana’ah (merasa cukup) dan syukur atas nikmat yang diberikan Allah.

Dengan memahami dampak negatif dari hasad dan berusaha untuk menghindarinya, kita bisa menjaga hati tetap bersih dan memperbaiki hubungan sosial di sekitar kita. Memohon perlindungan kepada Allah, bersikap rendah hati, serta berusaha untuk selalu melihat kebaikan orang lain adalah langkah penting untuk membentengi diri dari sifat iri dan dengki. Pada akhirnya, dengan menjauhkan diri dari hasad, kita tidak hanya menjaga keharmonisan hidup di dunia, tetapi juga meraih keridhaan Allah di akhirat.

Terimakasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *