Contoh Tasybih Dalam Al-Quran

Beberapa Contoh Tasybih Dalam Al-Quran

Diposting pada

Hasiltani.id – Beberapa Contoh Tasybih Dalam Al-Quran. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya mengandung ajaran agama, tetapi juga memperlihatkan keindahan sastra dan retorika bahasa Arab.

Salah satu aspek sastra yang menarik dalam Al-Quran adalah penggunaan tasybih atau perumpamaan untuk menggambarkan berbagai konsep dan fenomena.

Tasybih adalah alat retorika yang digunakan untuk membandingkan atau menggambarkan sesuatu dengan lebih baik, sehingga memungkinkan pembaca atau pendengar untuk memahami dengan lebih dalam dan jelas.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa Contoh Tasybih Dalam Al-Quran beserta penjelasannya.

Penggunaan tasybih dalam Al-Quran adalah salah satu aspek yang menarik untuk dipelajari, karena tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan-pesan agama, tetapi juga mengungkapkan keindahan bahasa Arab yang digunakan dalam kitab suci ini.

Mari kita lihat bagaimana Al-Quran menggunakan tasybih untuk menggambarkan berbagai konsep dan fenomena dalam cara yang khas dan berkesan.

Mengenal Tasybih

Sebelum membahas mengenai Contoh Tasybih Dalam Al-Quran, simak penjelasan mengenai Tasybih terlebih dahulu.

Tasybih adalah suatu metode retorika dalam bahasa Arab yang digunakan untuk membandingkan satu kata atau ungkapan dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan atau menggambarkan sesuatu dengan lebih baik.

Tujuan tasybih adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas atau gambaran yang lebih hidup dalam tulisan atau percakapan.

Salah satu contoh tasybih adalah dalam ayat, “Maka, apabila langit terbelah, lalu (warnanya) menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak,” yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana langit berubah warna menjadi merah mawar seperti kilauan minyak.

Ada empat rukun tasybih yang penting untuk dipahami, yaitu:

  1. Musyabbah: Kata atau ungkapan yang ingin dibandingkan atau diserupakan dengan sesuatu yang lain. Contohnya dalam ayat di atas, “langit” adalah musyabbah.
  2. Musyabbah bih: Kata atau ungkapan yang digunakan sebagai perbandingan atau sesuatu yang dibandingkan dengan musyabbah. Dalam contoh di atas, “merah mawar seperti kilauan minyak” adalah musyabbah bih.
  3. Adat tasybih: Alat atau kata yang digunakan untuk menghubungkan antara musyabbah dan musyabbah bih. Contohnya, dalam ayat di atas, kata “seperti” (كَال) adalah adat tasybih.
  4. Wajh Syabah: Sifat atau karakteristik yang serupa antara musyabbah dan musyabbah bih yang menjadi fokus perbandingan. Dalam contoh di atas, fokus perbandingannya adalah warna merah mawar yang serupa dengan kilauan minyak.

Pembagian tasybih dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, di antaranya:

  1. Tasybih Mujmal: Perumpamaan yang umum tanpa rincian yang mendalam. Contohnya, “seperti malam yang gelap gulita.”
  2. Tasybih Mufassal: Perumpamaan yang diberikan dengan rincian yang lebih mendalam. Contohnya, “seperti cairan besi yang mendidih yang menghanguskan wajah.”
Baca Juga :  Memahami Konsep Nun Wiqoyah dalam Tajwid dan Tata Bahasa Arab

Tasybih adalah salah satu alat retorika yang penting dalam sastra Arab dan Al-Quran, digunakan untuk memperkaya bahasa dan memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap makna ayat-ayatnya.

Contoh tasybih dalam Al-Quran

Berikut ini adalah Contoh Tasybih Dalam Al-Quran beserta surat dan ayatnya beserta penjelasannya:

1. Surat Al Qariah ayat 4

Ayat ini menyebutkan, “يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ” yang artinya, “Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): النَّاسُ (manusia)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): الْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ (laron yang beterbangan)
  • Adat tasybih (perbandingannya): كَ (seperti)
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): Tidak disebutkan
  • Macam tasybih: Tasybih Mujmal (perumpamaan yang umum)

Ayat ini menggunakan tasybih mujmal, yaitu perumpamaan yang umum, untuk menggambarkan bagaimana manusia akan berada pada hari tersebut, yaitu seperti laron yang beterbangan, dengan berbagai aktivitas dan kebingungannya.

2. Surat Al-Kahfi ayat 29

Ayat ini menyebutkan, “وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ” yang artinya, “Jika mereka meminta pertolongan (dengan meminta minum), mereka akan diberi air seperti (cairan) besi yang mendidih yang menghanguskan wajah.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): الماء الذي يشربه أهل النار (air yang diminum oleh penghuni neraka)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): الْمُهْلِ (cairan besi yang mendidih)
  • Adat tasybih (perbandingannya): ك (seperti)
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): يَشْوِي الْوُجُوهَ (menghanguskan wajah)
  • Macam tasybih: Tasybih Mufassal (perumpamaan yang rinci)

Ayat ini menggunakan tasybih mufassal, yaitu perumpamaan yang rinci, untuk menggambarkan bagaimana air yang diberikan kepada orang-orang yang meminta pertolongan di akhirat nanti akan sangat panas dan menyengat seperti cairan besi yang mendidih yang akan menghanguskan wajah mereka.

3. Surat Al-Kahfi ayat 51

Ayat ini menyebutkan, “وَمَا كُنتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا” yang artinya, “Aku tidak menjadikan mereka yang telah menyesatkan itu sebagai penolong.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): الْمُضِلِّيْنَ (mereka yang telah menyesatkan)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): عَضُدًا (penolong)
  • Adat tasybih (perbandingannya): Tidak disebutkan
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): Tidak disebutkan
  • Macam tasybih: Tasybih Baligh (perbandingan yang jelas)

Ayat ini menggunakan tasybih baligh, yaitu perbandingan yang jelas, untuk menjelaskan bahwa Allah tidak menjadikan mereka yang telah menyesatkan sebagai penolong atau pelindung-Nya.

4. Surat Al-Ahzab ayat 6

Ayat ini menyebutkan, “النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ” yang artinya, “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): أَزْوَاجُ النَّبِيُّ (istri-istri Nabi)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): أُمَّهَاتُهُمْ (ibu-ibu mereka)
  • Adat tasybih (perbandingannya): Tidak disebutkan
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): Tidak disebutkan
  • Macam tasybih: Tasybih Baligh (perbandingan yang jelas)

Ayat ini menggunakan tasybih baligh, yaitu perbandingan yang jelas, untuk menjelaskan bahwa Nabi Muhammad lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan dengan diri mereka sendiri, dan istri-istri Nabi adalah ibu-ibu mereka, sehingga harus dihormati dan dihargai dengan sangat.

Baca Juga :  Pengertian Ta Marbutah dan Jenisnya

5. Surat Al-Qalam ayat 20

Ayat ini menyebutkan, “فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيْمِۙ” yang artinya, “Maka, jadilah kebun itu hitam (karena terbakar) seperti malam yang gelap gulita.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): جنّة أصحاب الجنّة (kebun milik penghuni surga)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): كَالصَّرِيْمِۙ (seperti malam yang gelap gulita)
  • Adat tasybih (perbandingannya): ك (seperti)
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): الهلاك والفناء (kehancuran dan kerusakan)
  • Macam tasybih: Tasybih Mujmal (perumpamaan yang umum)

Ayat ini menggunakan tasybih mujmal, yaitu perumpamaan yang umum, untuk menggambarkan keadaan kebun milik penghuni surga yang telah terbakar dan hancur, sehingga menjadi gelap seperti malam yang gelap gulita.

6. Surat Ad-Dukhan ayat 43-46

Ayat-ayat ini menyebutkan, “Sesungguhnya pohon zaqum itu adalah makanan orang yang bergelimang dosa. (Zaqum itu) seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): طَعَامُ الْاَثِيْمِ (makanan orang yang bergelimang dosa)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): غَلْيِ الْحَمِيْمِ (cairan tembaga yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas)
  • Adat tasybih (perbandingannya): ك (seperti)
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): الحرارة والألم والفساد الحاصل بأكله (panas, rasa sakit, dan kerusakan yang dihasilkan oleh memakannya)
  • Macam tasybih: Tasybih Mujmal (perumpamaan yang umum)

Ayat-ayat ini menggunakan tasybih mujmal, yaitu perumpamaan yang umum, untuk menggambarkan pohon zaqum sebagai makanan orang yang melakukan dosa-dosa besar. Pohon zaqum tersebut diibaratkan seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut dan menimbulkan rasa panas, sakit, dan kerusakan yang sangat mengerikan.

7. Surat Ar-Rahman ayat 24

Ayat ini menyebutkan, “وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَاٰتُ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِۚ” yang artinya, “Milik-Nyalah (bahtera) buatan manusia yang berlayar di laut laksana gunung-gunung.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): الْجَوَارِ (bahtera)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): الْاَعْلَامِۚ (seperti gunung-gunung)
  • Adat tasybih (perbandingannya): ك (seperti)
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): Dihilangkan, yaitu berupa العظم والإرتفاع والضخامة (kebesaran, ketinggian, dan ukuran yang besar)
  • Macam tasybih: Tasybih Tamtsil (perbandingan yang menjelaskan dengan rinci)

Ayat ini menggunakan tasybih tamtsil, yaitu perbandingan yang menjelaskan dengan rinci, untuk menggambarkan bahtera buatan manusia yang berlayar di laut sebagai sesuatu yang besar dan kokoh, seperti gunung-gunung yang kokoh dan tinggi di tengah laut.

8. Surat Ar-Rahman ayat 37

Ayat ini menyebutkan, “Maka, apabila langit terbelah, lalu (warnanya) menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak, (terjadilah kengerian yang hebat).”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): السَّمَاۤءُ (langit)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): وَرْدَةً (seperti merah mawar)
  • Adat tasybih (perbandingannya): Tidak disebutkan
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): انْشَقَّتِ (terbelah)
  • Macam tasybih: Tasybih Muakkad (perbandingan yang sangat jelas)

Ayat ini menggunakan tasybih muakkad, yaitu perbandingan yang sangat jelas, untuk menggambarkan bagaimana langit akan terbelah dan berubah menjadi merah mawar seperti kilauan minyak pada saat terjadinya peristiwa yang menakutkan.

Baca Juga :  Jenis Kitab Nahwu dan Tingkatan Kitab Nahwu

9. Surat An-Naml ayat 10

Ayat ini menyebutkan, “Lemparkanlah tongkatmu!” Ketika (tongkat itu dilemparkan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular kecil yang gesit, berlarilah dia sambil berbalik ke belakang tanpa menoleh.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): عَصَى سيّدنا موسى عليه السلام (tongkat Nabi Musa)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): جَاۤنٌّ (seperti seekor ular kecil)
  • Adat tasybih (perbandingannya): كَاَنَّ (seperti)
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): الاهتزاز والحركة (bergerak-gerak)
  • Macam tasybih: Tasybih Mujmal (perumpamaan yang umum)

Ayat ini menggunakan tasybih mujmal, yaitu perumpamaan yang umum, untuk menggambarkan bagaimana tongkat Nabi Musa, ketika dilemparkan, bergerak-gerak seperti seekor ular kecil yang gesit.

10. Surat An-Naba’ ayat 19

Ayat ini menyebutkan, “Langit pun dibuka. Maka, terdapatlah beberapa pintu.”

Penjelasan:

  • Musyabbah (yang disebutkan): السَّمَاۤءُ (langit)
  • Musyabbah bih (yang dibandingkan): اَبْوَابًا (beberapa pintu)
  • Adat tasybih (perbandingannya): Tidak disebutkan
  • Wajhu Syabah (sifat yang serupa): Tidak disebutkan
  • Macam tasybih: Tasybih Baligh (perbandingan yang jelas)

Ayat ini menggunakan tasybih baligh, yaitu perbandingan yang jelas, untuk menggambarkan bagaimana langit akan dibuka dan terdapat beberapa pintu, menunjukkan kebesaran dan keagungan penciptaan Allah.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Contoh Tasybih Dalam Al-Quran.

Dalam perjalanan melalui beberapa contoh tasybih dalam Al-Quran, kita telah mendapati keindahan bahasa Arab yang digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep agama dan fenomena alam.

Tasybih tidak hanya menjadi alat retorika yang efektif, tetapi juga menambahkan dimensi sastra yang mendalam dalam Al-Quran.

Pesan-pesan agama yang disampaikan melalui perumpamaan-perumpamaan ini memberikan pemahaman yang lebih kaya dan lebih dalam tentang makna-makna yang terkandung dalam kitab suci umat Islam ini.

Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa penggunaan tasybih dalam Al-Quran adalah salah satu bukti kecemerlangan sastra dalam bahasa Arab.

Hal ini mengingatkan kita untuk tidak hanya memahami makna harfiah dari ayat-ayat Al-Quran, tetapi juga mendalami makna-makna tersembunyi yang dapat diungkapkan melalui bahasa yang penuh keindahan ini.

Sebagai umat Islam, memahami penggunaan tasybih dalam Al-Quran dapat membantu kita mendekati kitab suci ini dengan penuh rasa hormat dan penghayatan yang lebih dalam.

Dengan begitu, kita dapat merasakan keajaiban dan keindahan pesan-pesan agama yang disampaikan melalui perumpamaan-perumpamaan ini.

Contoh tasybih dalam Al-Quran adalah bukti akan kedalaman dan kekayaan pesan-pesan ilahi yang diberikan kepada umat manusia.

Semoga pengetahuan tentang tasybih ini dapat menjadi inspirasi dan panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh makna dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam.

Terimakasih telah membaca artikel Contoh Tasybih Dalam Al-Quran ini, semoga informasi mengenai Contoh Tasybih Dalam Al-Quran ini bermanfaat untuk Sobat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *