Ijazah Surat Al-Fatihah

Ijazah Surat Al-Fatihah oleh Gus Mus

Posted on

Hasiltani.id – Ijazah Surat Al-Fatihah oleh Gus Mus. Dalam dunia keagamaan dan spiritualitas, keseluruhan ajaran Islam mengandung nilai-nilai yang mendalam dan penuh makna.

Salah satu praktik yang menarik perhatian adalah pemberian “Ijazah Surat Al-Fatihah” oleh seorang ulama terkemuka, Gus Mus.

Ijazah ini menjadi sebuah kunci spiritual bagi banyak orang yang menginginkan pemenuhan hajat dan keberkahan dalam kehidupan mereka.

Mari kita eksplor lebih jauh mengenai signifikansi dan keistimewaan dari Ijazah Surat Al-Fatihah yang diberikan oleh Gus Mus.

Surat Al-Fatihah

Dalam Ijazah Surat Al-Fatihah, Surat Al-Fatihah adalah surat yang paling awal dan juga surat pembuka dalam Al-Quran.

Surat ini terdiri dari tujuh ayat dan merupakan bagian yang sangat penting dalam ibadah Muslim sehari-hari, termasuk dalam setiap rakaat shalat.

Surat Al-Fatihah merupakan komponen utama dalam setiap unit shalat. Sebelum memulai membaca Al-Quran atau sebelum melaksanakan shalat, umat Islam diwajibkan membaca Surat Al-Fatihah.

Oleh karena itu, surat ini memiliki kedudukan yang istimewa dalam praktik ibadah sehari-hari.

Surat Al-Fatihah sering disebut sebagai “Ummul Kitab” atau “Ummul Quran,” yang berarti inti atau pokok dari kitab suci Al-Quran.

Hal ini menunjukkan pentingnya surat ini sebagai panduan dasar bagi umat Islam.

Surat Al-Fatihah bukan hanya sekadar bacaan, tetapi juga mengandung doa dan permohonan kepada Allah.

Ayat-ayat dalam surat ini mencakup pujian kepada Allah, permohonan petunjuk, serta doa untuk keselamatan dan hidayah.

Surat Al-Fatihah memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa siapa pun yang tidak membaca Surat Al-Fatihah dalam shalatnya, maka shalatnya dianggap tidak sempurna.

Oleh karena itu, memahami dan menghafal Surat Al-Fatihah menjadi penting bagi setiap Muslim.

Baca Juga :  Bacaan Arab, Latin dan Arti dari Asbabun Nuzul Surah Al-Ghasyiyah

Meskipun singkat, Surat Al-Fatihah mencakup inti dari ajaran Islam. Ia memuat konsep tauhid (keesaan Allah), ibadah kepada Allah, permohonan petunjuk, pengakuan ketergantungan kepada Allah, serta doa untuk keselamatan dan hidayah.

Beberapa ulama, termasuk Gus Mus, memberikan ijazah atau izin khusus dalam membaca Surat Al-Fatihah dengan harapan agar hajat dan kebutuhan seseorang terkabul.

Hal ini menunjukkan bahwa surat ini juga memiliki nilai spiritual dan dianggap sebagai sarana untuk mencapai keberkahan.

Mengenal Sosok Gus Mus

Dalam Ijazah Surat Al-Fatihah oleh Gus Mus, kita perlu mengenal siapa itu Gus Mus.

KH Ahmad Mustofa Bisri, atau akrab disapa Gus Mus, lahir pada 10 Agustus 1944 di Rembang, menjadikannya seorang tokoh yang kini telah mencapai usia 79 tahun.

Beliau tidak hanya dikenal sebagai budayawan, tetapi juga memegang posisi pimpinan di Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Gus Mus pernah menjabat sebagai Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dari tahun 2014 hingga 2015, menggantikan sosok KH Sahal Mahfudz yang telah berpulang.

Selain itu, beliau turut serta dalam mendeklarasikan berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan menjadi perancang logo partai tersebut, yang hingga saat ini masih digunakan.

Gus Mus juga dikenal sebagai seorang penyair dan penulis kolom yang sangat dihormati di kalangan sastrawan.

Perjalanan pendidikan Gus Mus dimulai di Sekolah Rakyat (SR) Rembang. Selanjutnya, beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan KH Marzuqi Dahlan dan KH Mahrus Aly selama kurang lebih 1,5 tahun.

Setelah itu, Gus Mus melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, di bawah asuhan KH Ali Maksum dan KH Abdul Qadir selama 4 tahun.

Setelah menyelesaikan pendidikan di pondok tersebut, beliau melanjutkan studi di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Baca Juga :  Cara Menghilangkan Lintrik pada Suami - Panduan Lengkap

Gus Mus merupakan ulama pertama yang dianugerahi penghargaan “Yap Thiam Hien” pada tahun 2017 karena perannya sebagai pejuang Hak Asasi Manusia (HAM).

Pada masa studinya di Universitas Kairo, beliau aktif sebagai pengurus Himpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia (HPPI), bersama dengan KH Syukri Zarkasyi, dan terlibat dalam pengelolaan majalah organisasi bersama dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada tahun 1971, Gus Mus menikahi Hj. Siti Fatmah, dan mereka dikaruniai tujuh anak (enam putri dan satu putra bernama M. Bisri Mustofa) serta 13 cucu.

Gus Mus dikenal seringkali menyampaikan sindiran melalui puisi terhadap situasi dalam negeri, yang disebutnya sebagai puisi balsem.

Salah satu karyanya yang kontroversial adalah puisi berjudul “Zaman Kemajuan”.

Ijazah Surat Al-Fatihah oleh Gus Mus

Dr. KH Mustofa Bisri, yang lebih dikenal sebagai Gus Mus, memiliki kebiasaan memberikan ijazah surat Al-Fatihah sebagai sarana untuk memastikan terkabulnya segala hajat. Ijazah yang diberikan oleh Gus Mus ini dianggap sangat mudah untuk diamalkan.

Dengan mengamalkan ijazah surat Al-Fatihah dari Gus Mus, dipastikan bahwa segala hajat seseorang akan terkabul. Beliau menjelaskan bahwa surat Al-Fatihah merupakan intisari dari seluruh surat yang terdapat dalam Al-Quran.

Surat Al-Fatihah sering disebut sebagai ummul kitab atau ummul qur’an, yang berarti inti atau pokok dari kitab suci tersebut.

Keistimewaan dan keutamaan surat Al-Fatihah begitu banyak, dan para ulama’ memahami dengan baik segala rahasia yang terkandung di dalamnya.

Gus Mus, sebagai seorang ulama’, mengijazahkan amalan surat Al-Fatihah dengan cara yang mudah dan ringan untuk diamalkan.

Meskipun demikian, fadilah atau keutamaan ijazah yang diajarkan oleh Gus Mus tidak kalah besar dengan ijazah Fatihah yang lainnya.

Dalam petunjuk Gus Mus, “Moco Fatikhah sepisan, iyyaka nasta’in ping suwelas,” yang berarti membaca surat Al-Fatihah sekali, sementara lafadz ‘iyyaka nastain’ dibaca sebelas kali.

Baca Juga :  Panduan Doa Agar Majikan Welas Asih, Gaji Naik?

Saat membaca ‘iyyaka nastain’ sebelas kali, Gus Mus mengajak dengan penuh keyakinan, membatin dan mengharapkan dengan sekuat hati apa yang diinginkan.

Beliau memberikan garansi bahwa keberhasilan dari hajat seseorang akan terjamin.

Baca juga:

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Ijazah Surat Al-Fatihah.

Sebagai penutup perjalanan spiritual ini, Ijazah Surat Al-Fatihah yang diberikan oleh Gus Mus tidak hanya sekadar selembar kertas atau rangkaian kata-kata, melainkan sebuah jembatan antara hamba dan Sang Pencipta.

Dalam setiap lafadz yang disampaikan, terdapat kearifan dan keberkahan yang diyakini sebagai kunci pembuka pintu-pintu keberhasilan dan pemenuhan hajat.

Melalui ijazah ini, Gus Mus mengajarkan bahwa Surat Al-Fatihah bukan hanya sebagai rangkaian huruf-huruf suci, tetapi sebuah wahyu yang mencakup kehidupan dan kebutuhan manusia.

Dalam kesederhanaannya, surat ini menjadi sumber petunjuk dan cahaya bagi setiap langkah yang diambil oleh pemilik ijazah.

Sungguh, Ijazah Surat Al-Fatihah oleh Gus Mus membawa makna mendalam tentang koneksi spiritual, harapan, dan keyakinan akan kemurahan Allah.

Sebuah warisan rohaniah yang tidak hanya berbicara pada dimensi doa, tetapi juga membawa pesan-pesan kehidupan yang senantiasa relevan.

Semoga setiap lafaz yang terucap menjadi benih kebaikan, dan setiap hajat yang diajukan kepada-Nya dapat diterima dengan rahmat-Nya yang tiada batas.

Ijazah ini menjadi tonggak keimanan dan keberkahan, merangkul jiwa dan hati dengan kehadiran-Nya yang tak ternilai.

Terimakasih telah membaca artikel Ijazah Surat Al-Fatihah ini, semoga informasi mengenai Ijazah Surat Al-Fatihah ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *