budidaya ikan lele red water system rws

Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS (Red Water System)

Diposting pada

Hasiltani.id – Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS (Red Water System). Pada masa kini, masyarakat Indonesia sudah semakin gemar dalam mengonsumsi ikan. Salah satu jenis ikan yang cukup populer adalah ikan lele. Budidaya ikan lele pun semakin berkembang dengan ditemukannya sistem budidaya yang lebih modern dan efektif, salah satunya adalah sistem Red Water System (RWS). Artikel ini akan membahas secara detail tentang Budidaya ikan lele red water system RWS.

Apa itu Red Water System (RWS)?

RWS adalah sistem budidaya ikan lele yang menggunakan air yang dicampur dengan bakteri nitrifikasi yang menghasilkan warna air merah. Sistem ini menggunakan teknologi canggih yang bisa membuat kualitas air menjadi lebih baik dan kondusif untuk pertumbuhan ikan.

Langkah-Langkah Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam budidaya ikan lele dengan sistem RWS.

1. Persiapan Air

Jika Sobat Tani tertarik untuk menerapkan metode ini pada budidaya lele yang Sobat Tani lakukan, maka lakukan persiapan dengan segera. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan air sebagai media bagi ikan lele untuk tumbuh. Berikut adalah beberapa bahan yang dibutuhkan.

Sobat Tani memerlukan beberapa bahan untuk menerapkan metode budidaya lele red water system (RWS) termasuk 18 liter air bersih, 2 butir ragi tape yang dihaluskan, 4 botol yakult, 1 liter tetes tebu, 1 butir kelapa yang diambil airnya, dan 1/2 kg dedak halus.

Pengolahan bahan:

  • Siapkan bak yang bersih dan isi dengan air.
  • Campurkan yakult, ragi, tetes tebu, dedak, dan air kelapa ke dalam air yang sudah disiapkan, kemudian aduk hingga merata.
  • Tutup bak dan biarkan selama 7 hari untuk memastikan proses fermentasi berjalan dengan sempurna.
  • Periksa hasil fermentasi apakah cairan sudah berubah menjadi coklat atau belum. Selain itu, tanda fermentasi yang baik adalah munculnya aroma alkohol dari cairan tersebut.
Baca Juga :  Inilah Keuntungan Ternak Lele 1000 Ekor, Fantastis!

Setelah cairan fermentasi siap, Sobat Tani dapat langsung menerapkannya pada kolam. Persiapkan kolam dan isi dengan air bersih yang sudah ditebari benih ikan lele. Berikan tetesan cairan fermentasi secara teratur setiap hari ke seluruh permukaan kolam. Dosis yang direkomendasikan adalah sebanyak 100 ml/m3.

2. Kriteria Parameter Air

Pastikan selalu memeriksa kondisi air secara teratur untuk memastikan ikan mendapatkan lingkungan hidup yang berkualitas. Berikut adalah beberapa kriteria parameter air yang baik pada budidaya ikan lele red water system RWS.

  • Suhu

Harap diketahui bahwa rentang suhu yang ideal pada kolam budidaya ikan lele Red Water System adalah 26-32°C. Pastikan ikan lele tumbuh dengan baik pada suhu tersebut dengan mengukur suhu air secara rutin. Apabila suhu air terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka akan berdampak pada kualitas hidup ikan, bahkan dapat menyebabkan ikan stres dan mati.

  • Tingkat Keasaman (pH)

Sementara itu, rentang pH air yang normal untuk budidaya ikan lele adalah 6,5-7,5. pH air yang ideal adalah pada kondisi normal, tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa. Meskipun diberikan tetesan fermentasi, pH air harus tetap dijaga dalam rentang tersebut untuk memastikan kualitas hidup ikan tetap terjaga.

  • DO (Dissolved Oxygen)

Pastikan juga kadar oksigen terlarut dalam air selalu dalam kondisi yang aman. Kadar DO yang optimal dalam kolam ikan lele adalah 4mg/liter. Jika kadar oksigen terlalu rendah, maka ikan tidak bisa hidup dengan baik dan jika terlalu tinggi dapat mengurangi kualitas hidup ikan serta berdampak pada hasil panen yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu rutin memeriksa kadar oksigen dalam air kolam agar kualitas hidup ikan tetap terjaga.

Baca Juga :  Panduan Lengkap Perawatan Benih Ikan Gabus hingga Umur 2-3 Bulan

  • Perlengkapan Controlling

Sebenarnya, tidak ada yang istimewa dari budidaya ikan lele Red Water System ini. Metode ini pada dasarnya sama dengan metode yang lain. Hanya saja, pada Red Water System, diberikan tetesan cairan fermentasi pada air kolam. Perlengkapan kontrol yang dibutuhkan juga tidak jauh berbeda dengan metode budidaya lainnya.

Untuk mengontrol kondisi air dengan baik, Sobat Tani membutuhkan termometer, pH meter, dan DO meter. Selain itu, pengamatan secara visual juga penting. Perhatikan jika warna air kolam berubah menjadi merah atau hitam. Jika air berwarna merah, maka metode ini berhasil, namun jika berwarna hitam, prosesnya dapat dikatakan gagal.

Kelebihan Dan Kekurangan Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS

Sebelum memulai budidaya ikan lele Red Water System, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Penting bagi Sobat Tani untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode ini agar bisa melangkah dengan lebih mantap.

Kelebihan Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS

Budidaya ikan lele dengan metode RWS memiliki banyak kelebihan. Beberapa diantaranya adalah:

1. Penghematan Air

Budidaya ikan lele dengan metode RWS sangat efisien dalam menggunakan air. Air yang digunakan dalam sistem ini akan selalu terpompa ke dalam kolam, sehingga tidak akan terjadi kebocoran air atau pembuangan air yang tidak terkontrol.

2. Kontrol Kualitas Air

Budidaya ikan dengan metode system RWS, air akan selalu terjaga kualitasnya karena ada bakteri nitrifikasi yang bekerja untuk menjaga kestabilan kadar oksigen dan ammonia dalam air. Dengan kualitas air yang terjaga, ikan lele bisa tumbuh dengan baik dan sehat.

3. Mengurangi Risiko Penyakit Ikan

Dalam sistem RWS, air akan terus mengalir dan terjaga kebersihannya. Hal ini akan mengurangi risiko terjadinya penyakit pada ikan lele. Selain itu, air merah yang dihasilkan oleh bakteri nitrifikasi juga bersifat antiseptik dan dapat membunuh bakteri penyakit.

Baca Juga :  Analisa Usaha Budidaya Ikan Nila, Banyak Untungnya?

Kekurangan Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS

Meskipun memiliki beberapa kelebihan, metode budidaya ikan lele Red Water System juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum memulai budidaya.

1. Kekurangan utama dari metode ini adalah biaya awal yang cukup mahal karena membutuhkan peralatan dan bahan-bahan yang spesifik seperti tetesan fermentasi.

2. Selain itu, pemeliharaan dan pengontrolan kondisi air kolam yang cukup rumit juga bisa menjadi kendala bagi pemula dalam budidaya ikan lele dengan metode ini.

3. Selain itu, jika tidak dilakukan dengan benar, metode ini bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar akibat kematian massal ikan atau hasil panen yang tidak maksimal.

4. Beberapa limbah seperti sisa pakan dan kotoran ikan mungkin tidak terproses oleh bakteri dalam budidaya ikan lele dengan metode RWS. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran air kolam. Untuk mengatasi hal tersebut, Sobat Tani dapat menempatkan arang di sekitar dinding kolam. Arang dapat menyerap sisa kotoran sehingga dapat menjaga kebersihan air kolam dan kualitas hidup ikan lele.

Penutup

Itulah beberapa informasi dari Hasiltani.id mengenai Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS. Dalam memilih metode budidaya ikan, tentunya perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang ada. Dengan menggunakan RWS, Sobat Tani dapat memperoleh hasil panen yang cukup besar dan waktu panen yang lebih cepat dibandingkan dengan metode budidaya lainnya.

Namun, perlu diingat bahwa metode ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti risiko gagalnya proses fermentasi dan perlu perhatian ekstra terhadap kualitas air. Sebelum memulai Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS, pastikan Sobat Tani  sudah mempersiapkan segala hal dengan matang. Semoga berhasil dan sukses selalu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *