Taawudz

Bacaan Taawudz – Pengertian dan Manfaat

Posted on

Hasiltani.id – Bacaan Taawudz – Pengertian dan Manfaat. Taawudz, sebuah kata yang mencakup makna perlindungan dan pengagungan kepada Allah, memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Bacaan ini, yang sering diucapkan sebelum membaca Al-Qur’an atau ketika merasakan godaan setan, bukanlah sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah amalan spiritual yang mendalam.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kebermaknaan taawudz, kapan sebaiknya diucapkan, dan bagaimana hal ini dapat menjadi perisai dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Mari kita bersama-sama memahami esensi taawudz dan meresapi keberkahannya dalam setiap aspek kehidupan.

Pengertian Taawudz

Taawudz, yang sering disebut sebagai kalimah isti’adzah, merupakan bacaan sekaligus doa yang diucapkan ketika kita melihat, mendengar, atau mengetahui hal-hal yang tidak disukai atau diharapkan.

Kedua istilah “ta’waudz” dan “istiadzah” dalam bahasa Arab ini memiliki huruf asal yang sama, yaitu عَاذَ, sebagai fiil madhi bina’ ajwaf. Keduanya adalah isim mashdar, dan perbedaan utamanya terletak pada bentuk madhi.

Salah satu contoh paling masyhur dari istiadzah dengan bacaan ta’awudz adalah “audzubillah himinasyaitonirrajim”, yang berarti “Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk.”

Isti’adzah ini umumnya dilakukan sebelum membaca Al-Quran. Hubungan erat antara ta’awudz dan basmalah sangat mencolok dalam kehidupan kita sebagai Muslim.

Penggunaan kalimat taawudz tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi juga memiliki banyak khasiat dan peruntukkannya.

Manfaat dan kebermaknaan ucapan ini tidak lepas dari arti isti’adzah itu sendiri, yaitu sebagai ungkapan memohon perlindungan.

Perintah untuk membaca bacaan taawudz dalam Al-Quran terdapat dalam empat surat yang berbeda, yaitu Surah Fushilat ayat 36, Ghafir ayat 56, an-Nahl ayat 98, dan surat al A’raf ayat 200, yang dimulai dengan kata “Fastaidz billahi…”

Manfaat Membaca Taawudz

Manfaat membaca bacaan ta’awudz melibatkan upaya untuk menyucikan diri dari perkataan sia-sia yang biasanya dilakukan dan untuk memuliakannya. Terdapat dua situasi khusus di mana taawuz ini seharusnya diucapkan:

Pertama, ketika akan membaca Al-Qur’an. Hal ini sejalan dengan firman Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an pada Surah An-Nahl ayat 98.

Membaca ta’awudz sebelum membuka dan membaca Al-Qur’an adalah langkah awal untuk memohon perlindungan dan kesucian, mempersiapkan diri untuk menghadapi kitab suci Allah.

Baca Juga :  Makna Mendalam Miftahul Jannah Laa Ilaaha Illallah

Kedua, ketika merasakan adanya godaan setan untuk melakukan perbuatan dosa. Taawuz bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan juga merupakan bentuk pengagungan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan tawakal.

Setan menjadi tidak berdaya di hadapan seseorang yang beriman dan bertawakal kepada Allah.

Dengan mengucapkan ta’awudz, seseorang memperkuat pertahanannya terhadap godaan setan, menunjukkan ketergantungan dan kepatuhan pada Allah.

Dengan demikian, membaca ta’awudz bukan hanya menjadi ritual sebelum membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi perisai spiritual ketika menghadapi godaan dan cobaan.

Istiadzah

Makna istiadzah (الاستعاذة) dalam bahasa Arab adalah meminta perlindungan dan beralih ke arah-Nya agar terhindar dari segala hal yang dibenci.

Ketika seseorang beristi’adzah kepada Allah dari godaan syaitan, artinya dia sedang mencari perlindungan dan mengalihkan dirinya ke sisi-Nya untuk terhindar dari pengaruh buruk Syaitan.

Isti’adzah dilakukan dengan menggunakan lafadz ta’awudz, yang termasuk dalam kalimat audzubillah yang berarti “Aku berlindung kepada Allah.”

Selain itu, makna perlindungan juga dapat diungkapkan dengan menggunakan maful mutlaq, yaitu ma’adzallah (مَعَاذَ اللهِ) atau ma’adzatallah (مَعَاذَةَ اللهِ). Maadzallah dan maadzatallah memiliki arti “Aku berlindung pada Allah.”

Penyusunan ma’adzallah ini mirip dengan tarkib Subhanallah, di mana jar mashdar dibaca terlebih dahulu, kemudian lafadz Allah menjadi mudhaf ilaih yang terbaca majrur. Contohnya adalah Ma’adzallahi atau ma’adzatallahi.

Bacaan Taawudz dan Artinya

Taawudz memiliki arti yang mendalam, yaitu perlindungan. Arti dari kata taawudz berasal dari bahasa Arab, ta’awwadza (تَعَوَّذَ), yang berarti mencari perlindungan atau pemeliharaan.

Taawudz merupakan ungkapan doa yang memohon perlindungan atau pemeliharaan kepada Allah dari segala hal yang dibenci, tidak disukai, atau tidak diharapkan. Lafadz taawudz tidak hanya diucapkan, tetapi juga digunakan sebagai doa.

Bacaan ta’awudz terdiri dari dua jenis, keduanya ditulis dalam bentuk Arab taawudz, yaitu:

  1. أعُوْذُ بِاللهِ (Audzubillahi)
  2. نَعُوْذُ بِاللهِ (Naudzubillahi)

Doa ta’awudz “audzubillahi” memiliki arti “Aku berlindung kepada Allah”, sedangkan “naudzubillahi” berarti “Kami berlindung kepada Allah”.

Kedua jenis kalimat taawudz ini dapat digunakan baik untuk diri sendiri (audzu) maupun dalam kelompok/jamaah (naudzu), walaupun dalam praktiknya, ketika memohon perlindungan untuk diri sendiri, sering kali menggunakan lafadz “naudzubillahi”.

Baca Juga :  Penjelasan hingga Urutan Tashrif Istilahi

Ciri khas dari bacaan ta’awudz adalah penggunaan lafadz yang berasal dari akar kata عَاذَ, diikuti oleh lafdzul jalalah atau yang semakna, dengan bantuan huruf jar ba’.

Terakhir, terdapat huruf jar “min” (من) atau huruf mashdariyah “an” (انْ). Kalimat terakhir ini biasanya berisi sesuatu yang hendak dijauhi, dihindari, atau tidak diharapkan.

Arti dari Audzubillah

Bacaan taawudz, yaitu Audzu Billahi (أعُوْذُ بِاللهِ), memiliki arti “Saya berlindung kepada Allah.” Lafadz “Billahi” dapat digantikan dengan asma-asma Allah yang tercakup dalam asma’ul husna atau lafadz yang memiliki arti Allah, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an:

  1. Audzu birabbinnas artinya “Aku berlindung kepada Tuhan (pemelihara dan penguasa) manusia” (Qs. an Nas ayat 1).
  2. Audzu birabbil falaq artinya “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh” (Qs. al Falaq ayat 1).
  3. Wa audzubika rabbi artinya “Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku” (Qs. al Mu’minun ayat 98).
  4. Audzu birrahmani artinya “Aku berlindung kepada Ar Rahman” (Qs. Maryam ayat 18).

Tujuan memohon perlindungan dengan taawudz adalah untuk melindungi diri dari berbagai perkara yang tidak diinginkan.

Berikut adalah beberapa hal yang dijauhi dengan meminta perlindungan kepada-Nya:

  1. Minassyaithani artinya terlindungi dari godaan syaitan.
  2. Min syarril waswasi artinya perlindungan dari bisikan/kejahatan waswas (syaitan yang membisikkan keburukan).
  3. Min syarrima khalaq artinya memohon perlindungan dari kejahatan makhluk.
  4. Hamazatissyaithan artinya bisikan-bisikan setan.
  5. An akuna Minal jahilin artinya terlindung dari menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil.
  6. An asalaka ma laisa bih ilmun artinya terlindung dari memohon kepada Engkau (Allah) dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya.

Arti dari Naudzubillah

Naudzubillah diucapkan ketika kita mendengar, melihat, mengetahui, atau merasakan hal-hal yang dianggap buruk, tidak diinginkan, dan berharap agar dijauhkan dari si pengucapnya. Ini merupakan bagian dari taawudz.

Tulisan “naudzubillah min dzalik” dalam bahasa Arab dengan harakatnya adalah:

نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ

Naudzu artinya Kami/Aku berlindung Billahi artinya Kepada/dengan Allah Min dzalik artinya dari hal-hal itu (perkara yang hendak dihindari) “Dzalika” adalah isim isyarah, artinya “itu” tergantung pada apa yang dimaksud atau ditunjuk.

Biasanya, hal ini hadir dalam hati atau pikiran.  Jadi, “naudzubillah min dzalik” artinya “Aku memohon perlindungan Allah dari hal itu.”

Baca Juga :  Penjelasan Tashrif Fi’il Madhi Lengkap

Dalam praktiknya, penggunaan “naudzubillah” ini sering disertai dengan beberapa kata seperti “tsumma,” huruf athaf, dan kadang-kadang didahului oleh bacaan istighfar, yaitu “astaghfirullahal adzim.”

Berikut adalah daftar penggunaan lafadz taawudz dan artinya yang sering dijumpai.

  1. Naudzubillah tsumma Naudzubillah, نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ ثُمَّ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ, artinya “Aku berlindung kepada Allah, kemudian aku berlindung kepada Allah dari hal itu.” Kata “tsumma” berarti “kemudian” atau “selanjutnya.” Penggunaan huruf athaf ini tidak berpengaruh pada makna, hanya memberikan penekanan terhadap taawudz.
  2. Astaghfirullah adalah bacaan istighfar. Kalimat ini juga biasanya bersamaan dengan “naudzubillah min dzalik.” Sehingga bacaan taawudznya menjadi:

Astagfirullahaladzim naudzubillah min dzalik, اَسْتَغْفِرُ اللَّه نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ, artinya “Aku memohon ampunan dari Allah, Aku berlindung kepada-Nya dari hal buruk itu.”

Penggunaan ta’awudz yang didahului istighfar ini biasanya menunjukkan rasa heran atau kaget.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Bacaan Taawudz.

Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya ta’awudz dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk perlindungan dan pengagungan kepada Allah semakin terasa mendalam. Ta’awudz bukanlah sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah tindakan spiritual yang melibatkan hati dan pikiran. Saat kita membuka Al-Qur’an, ta’awudz menjadi gerbang untuk menyucikan diri dan mempersiapkan jiwa untuk meresapi pesan-pesan ilahi.

Tidak hanya sebagai persiapan membaca Al-Qur’an, ta’awudz juga menjadi perisai kokoh ketika diri kita digoda oleh godaan setan.

Dengan meyakini bahwa Allah-lah tempat perlindungan utama, ta’awudz menjadi pelajaran tawakal dan ketaatan yang tak tergantikan.

Setan menjadi tak berdaya di hadapan kekuatan iman dan ketawakalan seseorang kepada Sang Pencipta.

Oleh karena itu, mari kita tanamkan kebiasaan membaca ta’awudz sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian kita.

Dengan ta’awudz, kita membangun pagar spiritual yang kokoh, menjaga hati dan pikiran dari pengaruh buruk, serta mengukir jejak kesalehan dalam setiap langkah kita.

Ta’awudz bukan hanya kata, melainkan kunci spiritual untuk membuka pintu keberkahan dan perlindungan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari.

Terimakasih telah membaca artikel Bacaan Taawudz ini, semoga informasi mengenai Bacaan Taawudz ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *