Mitos Kayu Nangka

Mitos Kayu Nangka dan Manfaatnya

Diposting pada

Hasiltani.id – Mitos Kayu Nangka dan Manfaatnya. Kayu nangka, dengan nama ilmiah Artocarpus heterophyllus, tidak hanya menjadi sumber bahan bangunan, mebel, dan kebutuhan kuliner.

Di balik kegunaannya yang nyata, kayu nangka turut diselimuti oleh berbagai mitos dan kepercayaan mistis yang masih melekat dalam budaya masyarakat.

Dari Bali hingga Jepara, terdapat keyakinan bahwa kayu nangka memiliki sifat suci yang mengharuskannya hanya digunakan dalam pembangunan tempat-tempat yang dianggap keramat.

Seiring dengan keberagaman kepercayaan ini, muncul pula mitos-mitos seputar kayu nangka yang berkaitan dengan aspek mistis, tabu, dan potensi kesialan.

Mari kita telaah lebih dalam beberapa Mitos Kayu Nangka yang mengitarinya, membuka tabir kearifan lokal yang masih melekat erat dalam kehidupan sehari-hari.

Pohon Nangka dan Manfaat dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam pembahasan Mitos Kayu Nangka, simak penjelasan mengenai pohon nangka dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Nangka, yang memiliki nama ilmiah Artocarpus heterophyllus, merupakan jenis pohon dan buah yang termasuk dalam suku Moraceae.

Dalam bahasa Inggris, nangka dikenal sebagai jackfruit. Buah nangka utamanya menjadi fokus panen, dan “daging buah” yang telah matang dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk.

Buah nangka sering diolah menjadi makanan dan minuman, seperti dodol nangka, kolak nangka, selai nangka, nangka-goreng-tepung, keripik nangka, dan lain-lain.

Selain itu, nangka juga dimanfaatkan sebagai bahan pengharum es krim dan minuman, dijadikan madu-nangka, konsentrat, atau tepung. Biji nangka, yang dikenal sebagai “beton,” dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan, bahkan bisa dijadikan bahan masakan kolak nangka.

Baca Juga :  Mengungkap Asal-usul Lulang Kebo Landoh dan khasiatnya

Buah nangka muda memiliki beragam penggunaan dalam kuliner. Di Sumatra, khususnya di Minangkabau, terkenal masakan gulai cubadak (gulai nangka).

Di Jawa Barat, buah nangka muda dimasak sebagai bahan sayur asam, sedangkan di Jawa Tengah, digunakan dalam berbagai masakan seperti sayur lodeh, megono, oseng-oseng gori, dan jangan gori (sayur nangka muda).

Di Yogyakarta, nangka muda biasanya diolah menjadi gudeg. Di sekitar Jakarta dan Jawa Barat, bongkol bunga jantan nangka (babal atau tongtolang) sering menjadi bahan rujak. Daun-daun nangka juga digunakan sebagai pakan ternak bagi kambing, domba, dan sapi.

Kayu Nangka

Nangka tidak hanya memberikan manfaat dari buahnya, tapi juga dari kayunya. Kayu nangka memiliki warna kuning di bagian teras, berkualitas baik, mudah dikerjakan, cukup kuat, awet, dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur.

Selain itu, kayu nangka memiliki pola yang menarik dan dapat mengilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak. Oleh karena itu, kayu nangka sering digunakan sebagai bahan untuk perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal, hingga pembuatan alat musik. Bahkan, dari kayu nangka dihasilkan bahan pewarna kuning yang digunakan untuk mewarnai jubah para pendeta Buddha.

Mitos Kayu Nangka

Namun, selain manfaatnya, kayu nangka juga memiliki berbagai mitos yang masih diyakini oleh sebagian masyarakat, terkait dengan unsur mistis, tabu, atau kepercayaan sial yang terkait dengan penggunaan kayu nangka.

Berikut adalah beberapa mitos kayu nangka yang perlu dipahami:

1. Tidak boleh digunakan sebagai bahan bangunan:

Di beberapa daerah seperti Bali dan Jepara, meyakini bahwa kayu nangka seharusnya tidak digunakan sebagai bahan bangunan untuk rumah atau tempat tinggal manusia.

Hal ini karena kayu nangka dianggap sebagai bahan yang sakral dan hanya seharusnya digunakan untuk membangun tempat ibadah atau tempat suci.

Baca Juga :  Batu Penyerap Cahaya - Misteri dan Kecantikan dalam Batu Permata

Pelanggaran terhadap larangan ini diyakini dapat mendatangkan kesialan atau malapetaka.

2. Tidak boleh dibuat trampa atau drampol:

Terdapat mitos yang menyatakan bahwa kayu nangka tidak boleh digunakan untuk membuat trampa atau drampol, yaitu bagian bawah kusen pintu yang biasanya berfungsi untuk mencegah tikus atau hewan lain masuk ke dalam rumah.

Diyakini bahwa melanggar larangan ini dapat menyebabkan penyakit kuning pada orang yang melintasinya, mungkin terkait dengan warna kuning alami dari kayu nangka.

3. Tidak boleh dibuat furniture yang dipakai duduk:

Beberapa mitos melarang pembuatan furniture yang dipakai duduk, seperti kursi, sofa, bangku, atau dipan dari kayu nangka.

Alasannya adalah karena kayu nangka dianggap sebagai kayu keras yang dapat menyebabkan sakit pinggang atau tulang belakang bagi orang yang duduk di atasnya.

Selain itu, diyakini bahwa kayu nangka dapat menyerap energi negatif dari orang yang duduk di atasnya.

4. Tidak boleh dibakar sembarangan:

Kayu nangka sering digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak atau menghangatkan tubuh. Akan tetapi, terdapat mitos yang melarang pembakaran kayu nangka sembarangan karena dapat menyebabkan api besar atau ledakan.

Kemungkinan ini terkait dengan kandungan minyak atsiri dalam kayu nangka yang dapat dengan mudah terbakar.

5. Tidak boleh dipotong sembarangan:

Ada kepercayaan bahwa kayu nangka tidak boleh dipotong sembarangan, khususnya pada hari Jumat Kliwon.

Diyakini bahwa tindakan ini dapat membawa musibah atau bahkan kematian bagi orang yang memotongnya.

Mitos ini mungkin terkait dengan kepercayaan akan keberkahan atau keramatannya pada hari Jumat Kliwon dalam tradisi kalender Jawa.

Baca juga:

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Mitos Kayu Nangka.

Baca Juga :  Jimat Pemikat Wanita di Dompet, Menarik Perhatian Wanita

Dalam menjelajahi dunia kayu nangka, kita telah melihat lebih dari sekadar kegunaan praktisnya.

Selain memberikan manfaat nyata sebagai bahan bangunan, mebel, dan sumber kelezatan kuliner, kayu nangka juga memegang peran dalam narasi mistis dan mitos yang melekat dalam budaya lokal.

Meskipun beberapa mitos mungkin terdengar fantastis, mereka tetap memberikan warna pada kehidupan sehari-hari dan merefleksikan kedalaman kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan kayu nangka.

Sebuah perjalanan melintasi mitos kayu nangka memberikan kita wawasan unik tentang bagaimana budaya, kepercayaan, dan kehidupan sehari-hari saling terkait dalam suatu keseimbangan yang memperkaya warisan lokal.

Dengan menggali lebih dalam tentang mitos kayu nangka, kita tidak hanya memahami kegunaannya secara fisik, tetapi juga meresapi kekayaan budaya yang melingkupi pohon dan kayu yang tampaknya biasa ini.

Terimakasih telah membaca artiekl Mitos Kayu Nangka ini, semoga informasi mengenai Mitos Kayu Nangka ini bermanfaat untuk Sobat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *