Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen

Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen

Diposting pada

Hasiltani.id – Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen – Mengenalkan Kekuatan Zikir dalam Perjalanan Spiritual. Dalam perjalanan panjang menuju pencapaian spiritualitas, kita sering kali mencari metode yang dapat membantu kita mendekatkan diri kepada Tuhan.

Salah satu metode yang mendalam dan penuh makna adalah dzikir tarekat yang diajarkan oleh seorang guru spiritual terkemuka, yaitu Mbah Moen.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kekayaan dan kekuatan Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen ini serta bagaimana ia dapat menjadi kompas spiritual dalam kehidupan sehari-hari kita.

Mari kita memahami lebih dalam mengenai dzikir tarekat yang diajarkan oleh Mbah Moen dan bagaimana ia dapat membawa kita pada perjalanan spiritual yang mendalam.

Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen

Terdapat suatu dzikir tarekat yang diajarkan oleh dua tokoh spiritual terkemuka, yaitu Mbah Moen dan Wali Qutub dengan gelar Ganjil Raja Abah Guru Sekumpul Martapura.

Tarekat ini dikenal dengan nama Tarekat Idrisiyah, yang pertama kali diajarkan oleh seorang ulama Sufi yang sangat dihormati, yaitu Syekh Sufi Qutbul Ilmi dari Mekkah, yang bernama Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani.

Beliau adalah seorang Master Sufi yang membuka majelis pengajian di Masjidil Haram pada tahun 1970-an. Namun, sayangnya, beliau kemudian menghadapi tindakan pengekalan, karena pengikutnya semakin banyak.

Hal ini terjadi karena tarekat ini mengalami perkembangan pesat dan memiliki jumlah jamaah yang signifikan, yang pada saat itu lebih banyak dibandingkan dengan pengikut aliran Wahabi.

Aliran Wahabi memiliki hubungan yang erat dengan penguasa Arab Saudi, dan mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap ajaran Tasawuf atau Sufi.

Melalui video yang beredar di platform YouTube, kita dapat melihat Mbah Moen tengah membaca amalan dzikir tarekat ini bersama para muridnya. Hal ini menunjukkan dedikasi dan komitmen beliau dalam menjalankan ajaran spiritual ini.

Di sisi lain, seorang ulama yang memiliki pangkat Wali Qutbul Akwan dan julukan Ganjil Raja, yaitu Abah Guru Sekumpul, juga menjadi sosok yang mengajarkan tarekat ini. Ini mengindikasikan pentingnya tarekat Idrisiyah dalam konteks spiritual di Indonesia.

Baca Juga :  Bacaan dan Karomah Sholawat Munjiyat

Kisah tarekat Idrisiyah mencerminkan perbedaan pandangan dalam dunia spiritual, di mana beberapa kelompok seperti aliran Wahabi menolak ajaran Tasawuf – Sufi, sementara tokoh-tokoh seperti Mbah Moen dan Abah Guru Sekumpul dengan tulus mengajarkan dan meneruskan warisan spiritual ini kepada generasi berikutnya.

Dari video YouTube yang beredar, kita dapat melihat betapa besar dan indahnya fadhilah atau keutamaan dari tarekat ini dalam konteks alam kubur.

Fadhilah ini menjadikan alam kubur terbentang luas sejauh mata memandang, memberikan penghuninya pengalaman yang luar biasa.

Dalam pengalaman ini, terdapat malaikat yang datang membawa tempat tidur dan lampu penerang bagi mereka yang telah mengamalkan tarekat ini dengan sungguh-sungguh.

Hal ini adalah manifestasi dari rahmat Allah kepada para pengikut tarekat yang telah menjalankan amalan Zikir Fii Kulli Lamhatin dengan penuh keikhlasan.

Tarekat ini sering disebut sebagai Zikir Fii Kulli Lamhatin, yang berarti “zikir di setiap hembusan nafas” atau “zikir setiap saat.” Laflafdz yang diucapkan adalah:

لاَ اِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ

La ilaha illallah Muhammad Rasulullah fii kulli lamhatin wa nafasin ‘ada dama wasi’ahu ‘ilmullah

Artinya:

“Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, pada setiap pandangan dan nafas, sebanyak bilangan yang diliputi oleh ilmu Allah.”

Menurut Abah Guru Sekumpul, tarekat ini sebaiknya diucapkan setidaknya tiga kali pada waktu pagi dan tiga kali pada waktu sore. Namun, lebih banyak pengulangan dari zikir ini juga sangat dianjurkan.

Dengan mengucapkan zikir ini, pengikut tarekat ini mengingatkan diri mereka sendiri akan keyakinan mendasar dalam agama Islam, yaitu keesaan Allah dan kenabian Nabi Muhammad.

Mereka merenungkan makna ini setiap kali mereka melihat atau bernafas, dan jumlah pengulangan zikir ini mencerminkan besarnya ilmu Allah yang tak terbatas.

Baca Juga :  Keutamaan Sholat Hajat Sebelum Tidur

Pentingnya mengamalkan zikir ini adalah untuk memperkuat keyakinan, meningkatkan kesadaran spiritual, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Pengulangan yang lebih banyak juga dianjurkan, menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan tarekat ini dan mendapatkan lebih banyak manfaat spiritual.

Tarekat Idrisiyah dinamakan demikian karena memiliki akar yang terhubung langsung dengan pengajaran Rasulullah kepada seorang ulama bernama Syekh Idris dalam suatu pertemuan yang dikenal dengan sebutan Yaqodzotan, yang artinya “terjaga.”

Syekh Ahmad ibn Idris, seorang tokoh tarekat ini, diberikan keistimewaan langka yaitu pengajaran langsung dari Rasulullah Saw.

Dalam pengajaran tersebut, Rasulullah menyarankan untuk melengkapi kalimat Syahadat dengan tambahan, yaitu “fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adada ma wasi’ahu ‘ilmullah.”

Tambahan ini menjadikan nilai zikir tersebut berlipat ganda. Syekh Ahmad ibn Idris pernah menceritakan pengalaman uniknya, di mana Rasulullah Saw bersabda, “La ilaha illallahu muhammadur rasulullahi fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adada ma wasi’ahu ‘ilmullah.”

Rasulullah juga menyatakan bahwa ia telah menyimpan zikir ini, yang dikenal dengan nama at-Tahlil al-Makhsus atau az Zikr al-Makhsus, khusus untuk Syekh Ahmad. Rasulullah menegaskan bahwa Syekh Ahmad adalah orang pertama yang akan mengamalkan zikir ini.

Rasulullah juga memberikan instruksi kepada Syekh Ahmad untuk mengajarkan zikir ini kepada para sahabatnya, sehingga mereka dapat bersaing dengan orang-orang terdahulu dalam memperoleh manfaat spiritual dari zikir ini.

Ini menjelaskan mengapa Tarekat Idrisiyah memiliki akar yang sangat kuat dalam pengajaran langsung dari Rasulullah dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Syekh Ahmad ibn Idris Ra. mengungkapkan suatu pemikiran yang sangat mendalam, beliau berkata, “Andai saja seseorang mengucapkan ‘La ilaha illallah muhammadur rasulullah’ dari masa Saiyidina Àdam As hingga saat Sangka Kala ditiupkan, namun ada seseorang yang hanya membaca zikir fii kulli lamhatin satu kali saja, maka niscaya pahala yang diperolehnya akan melebihi pahala pembacaan yang terjadi sebelumnya.”

Pernyataan ini mencerminkan pentingnya dan kekuatan dari zikir fii kulli lamhatin. Meskipun ia hanya diucapkan sekali, nilainya sangat besar dan dapat mengungguli sejumlah besar pembacaan “La ilaha illallah muhammadur rasulullah” yang telah terjadi selama berabad-abad.

Baca Juga :  Cara Memanggil Khodam Bismillah untuk Keberhasilan Spiritual

Hal ini menunjukkan bahwa intensitas, kualitas, dan keikhlasan dalam berzikir memiliki dampak yang luar biasa dalam dunia spiritual.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen.

Dalam perjalanan panjang pencarian spiritualitas, kita sering kali menemui berbagai tarekat dan metode zikir yang berbeda. Salah satu yang patut diperhatikan adalah Dzikir Tarekat yang diajarkan oleh Mbah Moen.

Dalam pengajaran ini, kita belajar bukan hanya tentang zikir sebagai kata-kata yang diucapkan, tetapi juga tentang makna yang terkandung di dalamnya.

Mbah Moen telah mewariskan kekayaan spiritual ini kepada para muridnya, mengajarkan mereka untuk mendalami hubungan mereka dengan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan sehari-hari.

Dzikir Tarekat ini tidak hanya sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah perjalanan batin yang mendalam.

Ia mengajarkan kita untuk merenungkan makna lafal yang diucapkan dan mengintegrasikannya dalam tindakan sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Namun, perjalanan spiritual tidak selalu mudah. Sebagian orang mungkin merasa sulit untuk menghentikan hiruk-pikuk dunia modern dan merenung dalam keheningan.

Namun, dengan tekad dan dukungan dari guru spiritual seperti Mbah Moen, banyak yang telah meraih kedamaian dalam hidup mereka.

Dzikir Tarekat yang diajarkan Mbah Moen merupakan jalan yang membimbing kita untuk menemukan makna sejati dalam hidup.

Ia mengajarkan kita untuk melihat keindahan dalam setiap detik kehidupan dan merasakan cinta dan kasih sayang Tuhan yang tak terbatas.

Oleh karena itu, mari kita terus menggali kekayaan spiritual dalam kehidupan sehari-hari kita melalui ajaran yang berharga ini.

Terimakasih telah membaca artikel Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen ini, semoga informasi mengenai Dzikir Tarekat yang Diajarkan Mbah Moen ini bermanfaat untuk Sobat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *