Hasiltani.id – Cara Pemijahan Ikan Gabus Di Kolam Terpal – Panduan Lengkap. Cara pemijahan ikan gabus di kolam terpal merupakan topik yang menarik dalam budidaya ikan. Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Pemijahan ikan gabus di kolam terpal merupakan salah satu metode yang efektif dalam menghasilkan benih ikan gabus secara massal. Dalam artikel ini, Hasiltani akan membahas langkah-langkah penting dalam pemijahan ikan gabus di kolam terpal.
Mari kita mulai!
Pemijahan Ikan Gabus
Cara pemijahan atau mengawinkan ikan gabus secara alami di kolam terpal bisa dilakukan dengan beberapa langkah. Awalnya, kita bisa mengambil benih ikan gabus (Channa striata) dari alam ketika ikan-ikan gabus sedang melakukan pemijahan.
Setelah itu, telur-telur tersebut akan menetas dan beberapa hari kemudian, anak-anak ikan gabus akan berkumpul dalam kelompok-kelompok besar, sehingga memudahkan proses penangkapan. Namun, mengingat jumlah ikan gabus yang terbatas dan pentingnya konservasi lingkungan, sebaiknya cara ini tidak dilakukan lagi.
Sebagai alternatifnya, benih ikan gabus dapat diperoleh melalui pemijahan yang dilakukan di kolam buatan. Pemijahan ikan gabus dapat dilakukan di berbagai jenis kolam, seperti kolam tanah, kolam tembok semen, kolam beton, atau kolam plastik dan terpal.
Cara Pemijahan Ikan Gabus Di Kolam Terpal
Persiapan Kolam Terpal dan Induk Ikan Gabus
Dalam proses cara pemijahan ikan gabus di kolam terpal, dua kolam dengan ukuran yang berbeda digunakan. Kolam pertama memiliki bentuk persegi dengan ukuran 1,25 m x 1,25 m dan ketinggian air maksimal mencapai 70 cm. Sementara itu, kolam kedua memiliki ukuran yang lebih memanjang dengan ketinggian air maksimal 45 cm.
Cara yang digunakan untuk memijahkan ikan gabus di dua kolam terpal ini hampir sama, yaitu dengan memanipulasi ketinggian air kolam. Pemijahan dilakukan pada akhir musim hujan ketika intensitas hujan mulai berkurang.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Persiapkan kolam terpal dan bersihkan dengan baik. Kemudian, isi kolam pertama dengan air hingga mencapai ketinggian 40 cm, sementara kolam kedua diisi dengan air setinggi 25 cm.
- Siapkan media sarang untuk ikan gabus. Sobat Tani dapat menggunakan eceng gondok atau kangkung sawah sebagai penutup permukaan kolam. Pada kolam pertama, sekitar 50% permukaan kolam ditutupi dengan eceng gondok atau kangkung sawah, sedangkan kolam kedua sekitar 75%.
- Masukkan satu pasang induk ikan gabus ke dalam masing-masing kolam. Pastikan induk jantan dan betina memiliki perbedaan panjang yang tidak terlalu signifikan.
- Selama proses pemijahan, tetap berikan pakan berupa pelet kepada induk ikan.
- Sekitar seminggu setelah induk dimasukkan, lakukan pengurasan pada kedua kolam dan tambahkan air dengan ketinggian yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kolam Pertama
Dalam cara pemijahan ikan gabus di kolam terpal, pada kolam pertama setelah satu minggu sejak induk ikan gabus dimasukkan, belum terjadi pemijahan. Namun, setelah air kolam diganti dengan air segar, dua hari kemudian terlihat butiran-butiran telur ikan gabus yang mengapung di permukaan air.
Berbeda dengan telur ikan lele yang biasanya menempel pada substrat yang tersedia, telur ikan gabus cenderung mengapung di permukaan air. Beberapa telur kemudian menetas dalam waktu satu hari hingga semalam atau lebih.
Telur yang menetas memiliki warna kuning kecoklatan dan transparan. Namun, telur-telur yang tidak menetas ditandai dengan warna putih dan cepat ditumbuhi oleh jamur.
Perhatikan Perkembangan Telur
Dalam proses cara pemijahan ikan gabus di kolam terpal, penting untuk memperhatikan perkembangan telur dan memastikan kondisi lingkungan kolam tetap optimal. Telur yang menetas menjadi larva ikan gabus membutuhkan perawatan yang tepat untuk memastikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang sehat.
Telur yang tidak menetas perlu diidentifikasi dan dihilangkan agar tidak mempengaruhi kualitas air dan kesehatan larva yang menetas.
Kolam Kedua
Dalam cara pemijahan ikan gabus di kolam terpal, pada kolam kedua mengalami situasi yang serupa. Selama minggu pertama, belum terjadi pemijahan. Namun, setelah melakukan pergantian air dan meningkatkan level air dari 25 cm menjadi 40 cm, pemijahan akhirnya terjadi. Jumlah benih ikan gabus hasil pemijahan ini tidak terlalu banyak, sekitar 1000 ekor saja.
Beberapa hari setelah menetas, benih ikan gabus dipindahkan ke kolam pendederan. Hal ini dilakukan agar perawatan dan pengontrolan lebih mudah dilakukan terhadap benih ikan gabus tersebut.
Dengan memindahkan benih ikan gabus ke kolam pendederan, kita dapat memberikan perhatian dan perawatan yang lebih intensif. Kolam pendederan dapat memberikan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan benih ikan gabus secara optimal.
Dalam kolam pendederan, kita juga dapat lebih mudah mengontrol pemberian pakan, memonitor kondisi air, dan melindungi benih ikan gabus dari predator atau gangguan lainnya.
Dengan langkah ini, diharapkan benih ikan gabus akan tumbuh sehat dan kuat dalam kolam pendederan sehingga dapat dipersiapkan untuk tahap selanjutnya, seperti pemeliharaan lebih lanjut atau penjualan kepada para penggemar ikan gabus.
Setelah proses pemijahan pertama, kedua induk ikan gabus tetap dibiarkan bersama dalam satu kolam. Mereka terus diberi pakan pelet, yang diberikan satu kali setiap malam.
Pemijahan di Kolam Kedua
Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, terjadi pemijahan kedua di kolam kedua. Namun, kali ini jumlah anak ikan gabus yang dihasilkan lebih sedikit lagi, hanya sekitar 700 ekor. Setelah satu bulan berlalu, terjadi pemijahan yang ketiga pada pasangan induk yang sama.
Namun, kali ini jumlah telur yang dihasilkan semakin sedikit, bahkan hasil benih ikan gabus tidak sampai hitungan jari. Dalam tiga bulan berturut-turut, terjadi tiga kali pemijahan ikan gabus pada pasangan induk yang sama, namun jumlah telur yang dihasilkan terus menurun.
Interval waktu antara pemijahan sekitar satu bulan. Keadaan seperti ini mungkin dapat disebut sebagai partial spawning pada ikan gabus.
Partial Spawning
Partial spawning atau pemijahan sebagian merupakan kondisi di mana pasangan induk ikan gabus hanya melakukan pemijahan dalam jumlah yang terbatas dalam periode waktu tertentu.
Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kondisi kesehatan atau kesiapan reproduktif dari induk ikan gabus, serta faktor lingkungan yang mempengaruhi siklus pemijahan. Adanya penurunan jumlah telur dari pemijahan ke pemijahan juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor tersebut.
Menjadi Lebih Agresif
Setelah bertelur, sepasang induk ikan gabus cenderung menjadi lebih agresif. Oleh karena itu, disarankan agar kolam pemijahan berukuran kecil tidak diisi dengan lebih dari satu pasang induk, sehingga ikan-ikan lain tidak menjadi korban keganasan dari induk gabus yang sedang bertelur.
Hal ini telah terjadi sebelumnya di kolam yang admin kelola.
Untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan ikan-ikan lain dalam kolam, penting untuk memperhatikan tingkah laku induk ikan gabus setelah pemijahan. Jika mereka menunjukkan tanda-tanda agresi yang tinggi dan mengancam ikan-ikan lain, sebaiknya segera memisahkan induk gabus dari kolam pemijahan atau memindahkan ikan-ikan lain ke kolam terpisah.
Hal ini dapat menghindari terjadinya pertikaian atau cedera pada ikan-ikan lainnya.
Menyadari sifat agresifitas pasangan induk ikan gabus setelah pemijahan merupakan langkah penting dalam merencanakan dan mengelola pemijahan ikan gabus. Dengan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat memastikan keberhasilan pemijahan tanpa mengorbankan kesejahteraan ikan-ikan lain yang ada dalam kolam.
Penutup
Dalam artikel ini, Hasiltani.id telah membahas tentang cara pemijahan ikan gabus di kolam terpal. Pemijahan ikan gabus secara alami dapat dilakukan dengan metode pengaturan ketinggian air dan penggunaan media sarang yang tepat. Kolam terpal yang digunakan dapat memiliki ukuran berbeda-beda, tergantung pada preferensi dan kebutuhan pemeliharaan.
Pada pemijahan ikan gabus, kita perlu memperhatikan kondisi lingkungan, nutrisi, dan perawatan yang tepat. Induk ikan gabus yang dipilih harus sehat dan memiliki ukuran yang tidak terlalu jauh berbeda. Setelah pemijahan, telur ikan gabus yang mengapung di permukaan air dapat menetas menjadi larva yang membutuhkan perawatan khusus.
Selain itu, kita juga mempelajari tentang partial spawning, di mana pemijahan ikan gabus dapat terjadi dalam jumlah yang terbatas dalam periode waktu tertentu. Hal ini perlu diperhatikan dalam mengelola pemijahan ikan gabus di kolam terpal.
Terakhir, kita juga menyadari sifat agresifitas pasangan induk ikan gabus setelah pemijahan, dan pentingnya menjaga keamanan ikan-ikan lain dalam kolam.
Dengan pemahaman yang baik tentang cara pemijahan ikan gabus di kolam terpal, kita dapat menjaga populasi ikan gabus dan mendukung keberlanjutan pemeliharaan ikan ini. Semoga artikel ini memberikan informasi yang berguna bagi para pecinta ikan gabus dan pemelihara ikan di kolam terpal.